Namun ternyata gaji puluhan juta yang diterimanya itu tak membuatnya puas untuk bisa mengembangkan karir bisnisnya. Baru setahun mendapatkan gaji Rp 35 juta, Bahlil memilih keluar dan kembali mencoba peruntungan kembali dengan membuat perusahaan baru.
Perusahaan yang digeluti Bahlil saat itu bergerak di sektor konsultan keuangan. Dia menjadi petinggi di perusahaan itu dan mendapatkan gaji Rp 35 juta per bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Satu tahun itu saya bisa memberikan profit kepada perusahaan waktu itu Rp 10 miliar lebih. Itu profit, bukan omzet. Setelah itu saya mengundurkan diri," kata Bahlil saat berbincang santai dengan detikFinance, Jakarta, Kamis (19/4/2018).
"Saya mundur dari perusahaan itu, kemudian saya memberikan perusahaan pada teman-teman mereka yang lanjutkan. Saya mencoba untuk membangun perusahaan yang lain lagi, yang tidak di bidang yang saya bangun itu," sambungnya.
Keputusan Bahlil untuk keluar dari zona nyamannya itu bikin teman-temannya heran, bahkan oleh sang kekasih yang kini jadi istrinya. Bahlil juga dianggap gila karena keputusannya itu.
"Banyak teman-teman yang bilang saya gila, hidup saya sudah aman nyaman, kok bisa mengambil resiko yang pada akhirnya jadi 'monyet' lagi, itu kan teman teman kuliah saya bekerja sebagai hina saya. Dan teman-temanku yang mengatakan saya gila," kata dia.
"Termasuk istri saya sekarang. Dulu itu hampir putus gara-gara saya jadi gembel lagi. Jadi harusnya gaji saya Rp 35 juta, buat dia ekspektasinya sudah cukup begitu loh, hidup mewah nggak, menderita nggak, cukup," tambahnya.
Walau begitu, Bahlil tetap memutuskan untuk membuat perusahaan bermodal penghargaan berupa dividen saham yang diterima dari perusahaan sebelumnya. Dia mendapat uang sebesar Rp 600 juta karena telah berjasa memberi keuntungan pada perusahaan sebelumnya.
Dengan alasan ingin mencari suasana baru, Bahlil kemudian mencoba kembali dari titik nol untuk membuat perusahaan di bidang trading kayu. Karena kembali dari awal, Bahlil harus bekerja ekstra untuk bisa mengembangkan perusahaan barunya.
"Saya waktu itu punya karyawan 4 orang, kita pikir gampang, itu ternyata nggak gampang juga itu jadi di bidang yang saya sudah kuasai di awal tiba-tiba pindah di bidang lain itu dari nol lagi. Akhirnya terpaksa saya naik ojek lagi. Pertama kontrak, sewa, uang habis naik ojek lagi kita, sekretariat berjalan lagi, bikin lagi," kata dia.
Hingga akhirnya Bahlil bisa melewati masa-masa sulit dalam setahun. Bisnis barunya pun kemudian lancar dan terus berkembang.
"Tapi itu semua pilihan hidup menurut saya dan setiap hidup itu harus berani mengambil keputusan, kita tidak bisa masuk dalam bayangan yang tidak nyaman, saya ambil keputusan tapi itu kembali ya recovery saya itu hampir satu tahun. Nah sudah mulai kerja enak di situ tapi ya dihina orang juga. Kesuksesan itu tidak ada yang dicapai dengan cara yang mudah, terkecuali yang orang sudah punya," tuturnya.
Kini Bahlil menjadi petinggi di sejumlah perusahaan. Dia juga mendirikan beberapa perusahaan dan menjadi Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia.
Simak kisah lainnya mengenai Andri Suprayitno, pengusaha Indonesia yang sukses berbisnis di Amerika Serikat:
(fdl/zlf)