Bahlil bisa dikatakan tak punya masa kecil dan masa muda yang menggembirakan. Dia terpaksa harus ikut bekerja banting tulang untuk mencukupi kehiidupan keluarga, termasuk dirinya sendiri.
Dia pernah berjualan kue sejak duduk di bangku sekolah dasar, kemudian di SMP menjadi kernet bus dan SMA jadi sopir angkot. Bahlil juga punya pengalaman jadi kuli panggul di pasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelajaran yang paling berhikmah itu adalah jangan pernah menganggap remeh orang lain yang posisinya di bawah. Karena nasib orang itu nggak ada yang tahu, roda itu berputar," kata Bahlil kepada detikFinance, Jakarta, Kamis (19/4/2018).
Walau begitu, Bahlil juga mengatakan agar jangan juga melihat orang terlalu tinggi. Karena, menurutnya, pada hakikatnya setiap manusia memiliki derajat yang sama di mata Sang Pencipta.
"Artinya apa? kalau kita ketemu dengan pejabat, ketemu dengan orang yang punya uang, jangan juga kita menganggap melebihi dari Tuhan. Mereka itu biasa saja," ujarnya.
Pelajaran tersebut bercermin dari apa yang telah terjadi pada dirinya selama ini. Sebab, Bahlil pun mengaku tak pernah terbayang sejak dulu bisa menjadi sukses seperti sekarang ini.
"Saya tuh dulu dihina, jadi saya dulu itu juga nggak pernah terpikir suatu saat ini jadi Ketua Umum HIPMI. Nggak pernah terpikir suatu saat bisa jalan sama menteri, bisa jalan sama presiden, nggak pernah terbayang. Karena itu saya syukuri saja," ucapnya.
"Tapi saya mengagumi orang, dari apa yang dipikirkan, dan apa yang dia lakukan, serta apa karyanya untuk bangsa dan negara. Itu jauh saya lebih menghargai orang itu ketimbang dia harus memamerkan apa yang dia punya dalam konteks harta. Karena kita ini semua itu titipan Allah. Jangankan harta kita, diri kita saja milik dia," sambung dia.
Oleh sebab itu ia berpesan agar setiap orang bisa saling menghargai satu sama lain.
"Jadi kesahajaan menurut saya ya, perlakukanlah manusia yang lain itu sama dengan anda memperlakukan dirimu, karena kita tidak bisa menebak hari ini orang yang belum punya apa-apa itu selamanya," tuturnya. (fdl/zlf)











































