Jokowi ke Pejabat Pusat dan Daerah: Tinggalkan Prosedur Berbelit!

Jokowi ke Pejabat Pusat dan Daerah: Tinggalkan Prosedur Berbelit!

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 30 Apr 2018 12:09 WIB
Presiden Jokowi di acara Musrenbangnas.Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh pejabat daerah dan pusat tidak terjebak pada rutinitas yang ujungnya tak memberikan perubahan pada perekonomian nasional.

Menurut Jokowi komoditas yang paling mahal saat ini adalah waktu, dan dalam 10 tahun terakhir sudah banyak perubahan yang terjadi seiring berkembangnya teknologi.

"Kita bicara sekarang di era Facebook, YouTube, WA, Instagram. Irama hidup jadi cepat sekali. Informasi juga sangat cepat sekali. Bandingkan dengan dulu. Kalau sekarang di manapun bisa WA bisa nge-tweet, update status baik di FB, Instagram, Twitter. Waktu berlalu cepat," kata Jokowi saat membuka acara Musrenbangnas RKP 2019 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (30/4/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurut Jokowi waktu yang berjalan cepat seharusnya bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas nasional. Artinya teknologi modern yang bisa dicapai setiap menit, setiap jam, setiap hari, ini berarti waktu jadi komoditas yang mahal dan kalau waktu sudah jadi komoditas paling mahal berarti musuh paling utama kita adalah buang-buang waktu.

Dia menceritakan yang namanya buang-buang waktu itu tergambar dari cara kerja yang bertele-tele. Seharusnya, jika rantai birokrasi perizinan panjang maka harus potong sehingga waktu yang dibutuhkan sangat singkat.

"Rantai prosedur berbelit sudah waktunya kita tinggalkan. Karena masih banyak baik di pusat, daerah, kabupaten, provinsi masih banyak kejadiannya," kata Jokowi.


Jika masih terjebak pada rutinitas seperti itu, orang nomor satu di Indonesia ini beranggapan tanah air akan sulit menghadapi revolusi industri 4.0 yang merupakan digitalisasi ekonomi.

"Kalau mindset kita seperti itu akan sulit laju kita. Ini sudah di depan kita. Inilah kemajuan teknologi informasi yang sangat cepat," jelas dia.


Selain tidak mampu menghadapi, dikatakan Jokowi, dampak yang akan dialami Indonesia pun dari sisi investasi. Di mana akan tersusul oleh negara-negara tetangganya seperti Laos dan Kamboja. Saat ini, investasi nasional sudah kalah dengan Malaysia, Thailand dan Vietnam.

"Sekarang bukan lagi yang besar mengalahkan yang kecil, bukan yang yang lemah ngalahin yang kuat, tapi yang cepat mengalahkan yang lamban. Ini hati-hati. Bisa saja kita nanti kalah dengan Laos, dengan Kamboja jika tidak cepat melakukan lompatan-lompatan. Sekali lagi jangan terjebak dengan rutinitas. Saling berdebat yang nggak rampung-rampung," tutup dia. (hns/hns)

Hide Ads