Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti menjelaskan kenaikan indeks menjadi 119,73 pada April 2018 dari sebelumnya 119,38 pada Maret 2018.
"Kelompok sandang yang meningkat ini karena kenaikan emas atau perhiasan. Penyebabnya karena harga emas internasional naik dan jelang lebaran banyak masyarakat yang membeli emas," kata Yunita dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (2/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Harga Beras Terkendali, Inflasi April Turun |
Dia menjelaskan, untuk harga emas dan perhiasan ini memang memiliki pola yang sama setiap tahunnya. Terjadi setiap lebaran dan setiap ada kenaikan harga emas global.
"Pola konsumsi atau beli emas jelang lebaran memang terjadi setiap tahun sama, harga emas global juga pengaruhi ke inflasi ini," ujarnya.
Yunita menjelaskan seluruh subkelompok pada kelompok sandang ini mengalami inflasi, yaitu subkelompok sandang laki-laki sebesar 0,17%, subkelompok sandang wanita sebesar 0,10%, subkelompok sandang anak-anak sebesar 0,10% dan subkelompok barang pribadi dan sandang lain 0,60%.
"Kelompok sandang ini pada April memberikan andil atau sumbangan inflasi sebesar 0,2% komoditas. Yang dominan memberikan sumbangan adalah emas perhiasan sebesar 0,01%," imbuh dia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi April 2018 sebesar 0,10%. Pada April 2018 telah terjadi inflasi harga konsumen 0,10%. Inflasi tahun kalender 1,09% dan inflasi tahun ke tahun 3,41%.
Iinflasi ini terjadi dalam rentang yang terkendali dengan memperhitungkan target inflasi dalam APBN yang tak lebih dari 3,5%.
Dari 82 kota IHK 54 kota mengalami inflasi dan 28 kota alami deflasi. Inflasi tertinggi Merauke 1,32%, inflasi terendah terjadi di kota padang dan Kudus masing masing 0,01%. Deflasi tertinggi terjadi di kota Tual -2,25%. Deflasi terendah di Medan, Bandar Lampung dan Ttegal -0,01%. (dna/dna)