Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima detikFinance, Kamis (10/5/2018), RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) juga menyetujui laporan pendapatan 2017 yang telah diaudit naik sebanyak 6% menjadi US$ 56,54 juta, dibandingkan pendapatan audit 2016 US$ 53,34 juta.
Adapun, pertumbuhan laba bersih tersebut merupakan hasil dari proses transformasi yang dijalankan oleh PT Pelita Air Service sejak tahun 2016 setelah sebelumnya di tahun 2015 mengalami kerugian sebesar US$ 21,25 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini dilakukan dengan berbagai langkah, yakni mengembangkan pasar dan sinergi BUMN dengan melaksanakan distribusi BBM satu harga serta sinergi dengan Anak Perusahaan Pertamina Group seperti PHE, PHM, dan lain-lain.
Kemudian, restrukturisasi organisasi melalui program optimalisasi sumber daya manusia (SDM) yang menghasilkan peningkatan produktivitas sebesar 25% dari US$ 174,320 per pekerja di tahun 2016 menjadi US$ 218,305 per pekerja di tahun 2017.
Serta, melakukan optimalisasi aset perusahaan melalui program revitalisasi Bandara Pondok Cabe yang mendorong diterbitkannya Sertifikat Bandar Udara Pondok Cabe sebagai Bandar Udara Khusus-Domestik dan juga mengaktifkan kembali Bandara Tanjung Warukin di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.
Selain itu, selama 2017 kinerja operasional PT Pelita Air Service mencatatkan pertumbuhan melalui peningkatan misi penerbangan sebesar 40% dari 1.059 misi penerbangan di tahun 2016 menjadi 1.479 misi penerbangan di tahun 2017 dengan kenaikan jam terbang aman sebesar 13% dari 9.286 jam terbang aman di tahun 2016 menjadi 10.525 jam terbang aman di tahun 2017. (ara/ara)











































