-
Harga daging ayam di tingkat pedagang mengalami kenaikan jelang bulan suci Ramadan. Harga daging ayam di Pasar Cibubur, Jakarta Timur, rata-rata naik Rp 5.000 dibandingkan dengan harga normal.
Pedagang memperkirakan penyebab harga daging ayam naik karena pasokan di tingkat peternak menurun. Alhasil ayam yang beredar di tingkat pedagang tak sebanyak biasanya.
Harga daging ayam ini pun berpotensi naik lagi hingga 25% dari harga rata-rata yang dijual pedagang saat ini.
Sementara itu, daging sapi rata-rata masih dijual di kisaran harga Rp 120 ribu per kilogram (kg).
Salah satu pedagang daging ayam mengatakan, daging ayam per ekor dengan bobot 1,5 kilogram (kg) tanpa tulang dijual Rp 40.000. Harga tersebut naik dari harga normal di kisaran Rp 35.000 per ekor.
"Sekarang harganya sudah Rp 40 ribu per 1,5 kg. Itu bersih, daging doang. Kalau hari hari biasa cuma Rp 35 ribu yang ukuran 1,5 kg tanpa tulang, karena jelang puasa jadi naik," kata Yaya saat berbincang dengan detikFinance, Kamis (10/5/2018).
Sementara itu untuk daging ayam tanpa tulang ukuran 1 kg naiknya lebih signifikan, dari Rp 22 ribu saat normal, menjadi Rp 30 ribu jelang Ramadhan.
"Yang kecil Rp 30 ribu per 1 kg. Kalau yang ukuran kecil biasanya Rp 22 ribu," jelasnya.
Kenaikan harga daging ayam juga diikuti oleh pedagang lain, Wawan, yang kisaran kenaikannya sekitar Rp 5.000 dari harga normal.
"Dagingnya aja per kg Rp 60 daging, kalau 1,5 kg Rp 90 ribu. Harga normal daging ayam Rp 55 ribu per kg. Kalau yang 1,5 kg normalnya Rp 83 ribu," lanjutnya.
Harga daging ayam utuh dengan tulang diungkap Wawan juga naik mendekat bulan Ramadan.
"Yang 1 kg sekitar Rp 35 ribu, normalnya Rp 33 ribu, yang sedang 1,4-1,5 kg Rp 38-40 ribu, paling Rp 35 ribu kalau normal. Yang besar 2 kg sekarang Rp 45 ribu dari normalnya Rp 40-42 ribu," tambahnya.
Pedagang ayam potong di Pasar Cibubur, Wawan mengatakan pasokan ayam yang dia peroleh kian langka mendekati Ramadan, sementara permintaan di masyarakat tinggi, sehingga menyebabkan harga naik.
"Pasokannya mulai langka, harganya mulai tinggi di peternak tapi barangnya kosong. Permintaan banyak jadinya naik," katanya.
Menurutnya turunnya pasokan di peternak sudah dia alami sejak seminggu belakangan.
Sementara pedagang lain, Wiwit, mengatakan peternak memang sengaja membatasi jumlah ayam yang boleh dibeli pedagang. Hal ini membuat harga beli semakin mahal.
"Pasokan ayam berkurang, dijatah. Jadi dari peternak kita dijatah, apalagi buat ayam kecil nggak boleh ambil banyak. Harga beli juga makin naik," ujarnya.
Jika biasanya dia diperbolehkan membeli lebih dari 1.000 ekor dari peternak, sekarang jumlahnya dibatasi menjadi maksimal 1.000 ekor. Menurutnya setiap mendekati bulan Ramadan memang pedagang dijatah oleh peternak.
"Setiap bulan puasa begitu. Mungkin peternak kan ambil untung dari situ jelang puasa harga dinaikkan, terus agak sedikit ditekan pengadaannya," tambah dia.
Cerita berbeda diungkapkan pedagang lain, Yaya, yang menurutnya turunnya pasokan ayam di peternak lantaran biaya produksi kian mahal.
Pedagang ayam potong di Pasar Cibubur, Wiwit mengatakan harga daging ayam di tingkat pedagang bisa naik seperempat harga saat Ramadan dibandingkan harga sebelum memasuki Ramadan.
"Pas Puasa iya biasanya gitu naik lagi (harga daging ayam), tapi turun pertengahan Puasa. Nanti mau Lebaran naik lagi sampai sehabis Lebaran. Bisa jadi naiknya 25% dari harga sekarang. Naik biasanya karena permintaan naik juga," katanya.
Pedagang lain, Wawan, juga memperkirakan saat Ramadan harga akan naik lagi. Hal itu lantaran melihat pergerakan harga daging ayam yang hingga kini terus merangkak naik.
"Bulan puasa kemungkinan naik lagi. Ini sudah naik setiap hari. Jadi biasanya sih gitu, Puasa naik, tapi nggak tahu juga naiknya berapa," ujarnya.
Pedagang ayam potong, Yaya mengatakan tak hanya saat Ramadan, hari besar lainnya pun memang biasanya memicu kenaikan harga daging ayam.
"Memang hari hari besar, jangankan mau Puasa, di tengah bulan saja naik. Istilahnya hari besar tahunan biasanya pedagang di hari hari besar yang ditunggu," tambahnya.
Harga daging sapi mendekati bulan suci Ramadan masih tinggi. Pedagang di Pasar Cibubur, Jakarta Timur, rata-rata menjualnya di kisaran harga Rp 120 ribu per kilogram (kg).
"Sekarang mengambilnya Rp 105 ribu per kg dari pemotongan. Kita jualnya Rp 115-120 ribu per kg. Itu masih standar standar saja," kata pedagang daging sapi, Juri, saat berbincang dengan detikFinance, Kamis (10/5/2018).
Menurutnya harga tersebut belum mengalami kenaikan mendekati Ramadan. Kemungkinan harga akan mulai mengalami kenaikan saat memasuki Ramadan dan mencapai puncaknya saat Lebaran.
"Kalau puasa kita kira bakal naik lah, Rp 5.000 naiknya. Karena permintaannya, kan kita lihat konsumen lah. Kalau Lebaran perkiraan naiknya Rp 10-20 ribuan. Itu daging lokal. Kalau impor saya jarang beli," tambahnya.
Pedagang lain, Agus juga menjual di kisaran yang sama. Daging sapi per kg dia hargai Rp 120 ribu.
"Di tingkat pemotongan hewan Rp 105 ribu per kg. Saya jual Rp 120 ribu, kan bersih, kalau di sana (pemotongan hewan) masih kotor, tetelannya masuk," ujarnya.
Dia juga memprediksi akan terjadi kenaikan saat Ramadan, dan naik lagi cukup signifikan saat Lebaran.
"Pas Puasa ada kenaikan, bisa jadi Rp 110 ribu per kg di pemotongan, otomatis kita jual Rp 130 ribu. Kenaikan pas bulan Puasa karena permintaan pasti naik. Kalau Lebaran belum diprediksi. Kalau Lebaran kemarin Rp 140 ribu per kg. Mungkin bisa sama, Lebaran sekarang sama kemarin," lanjutnya.