Dampak Teror Bom ke Ekonomi RI

Dampak Teror Bom ke Ekonomi RI

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 14 Mei 2018 07:45 WIB
Dampak Teror Bom ke Ekonomi RI
Foto: Istimewa
Jakarta - Indonesia sedang berduka. Sejumlah peristiwa memilukan terjadi dalam waktu yang berdekatan.

Beberapa waktu lalu, publik dihebohkan oleh kerusuhan yang terjadi di Rutan Mako Brimob. Kerusahan ini menimbulkan korban jiwa.

Tak lama berselang, di penghujung pekan ini, Minggu (13/5/2018), bom meledak di 3 gereja Surabaya. Lagi-lagi, korban jiwa berjatuhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tentu saja, kondisi ini memprihatinkan. Lantas, apa dampak ke perekonomian Indonesia? Berikut berita selengkapnya.

Pengusaha Yakin Tak Ganggu Ekonomi

Foto: Istimewa
Pengusaha menilai ledakan bom di Surabaya tak menganggu perekonomian. Sebagaimana diketahui, bom bunuh diri meledak di 3 gereja Surabaya.

"Kalau ekonomi sih nggak, kalau secara langsung nggak akan mengganggu (kestabilan ekonomi). Ekonomi akan berjalan, nggak ada masalah," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani kepada detikFinance, Jakarta, Minggu (13/5/2018).

Namun, dia mengatakan, peristiwa ini akan menimbulkan persepsi yang macam-macam di masyarakat.

"Kalau ekonomi secara umum sih nggak ada masalah. Ketakutan sih nggak akan berpengaruh, tapi kan akan membentuk persepsi. Ini kan mempersepsi yang mengarah ke mana mana," lanjutnya.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani juga menilai ekonomi akan tetap stabil. Hanya saja, dengan adanya musibah ini, investor perlu diyakinkan bahwa fundamental perekonomian di Indonesia tetap solid.

"Kestabilan ekonomi kita stabil pada saat ini, tapi kita perlu meyakinkan para investor bahwa fundamental dan pertumbuhan kita tetap solid. Para investor selalu mengambil view jangka panjang dalam berinvestasi ke Indonesia," tambahnya.

Pengusaha Minta Investor Tenang

Foto: Istimewa
Pengusaha tergabung Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) berharap peristiwa bom di Surabaya tak mengganggu ekonomi nasional. Apindo juga meminta para pengusaha dan investor tetap tenang untuk menjaga stabilitas nasional.

Ketua Tim Ahli Apindo Sutrisno Iwantono mengatakan, kasus bom di Surabaya merupakan perbuatan yang keji. Dia berharap, aparat keamanan segera mengusut tuntas masalah ini.

"Kita semua mengutuk keras kasus bom Surabaya, ini perbuatan keji yang melukai bangsa. Pemerintah harus segera menangkap dan mengusut tuntas dalang insiden ini," kata Sutrisno dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (13/5/2018).

Dia berharap, ledakan bom di Surabaya tidak memberi dampak pada ekonomi. Dia meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus ini dan memberi sanksi tegas sehingga menjaga kepercayaan dunia usaha.

Apalagi, Indonesia juga dihadapkan pada situasi ekonomi global yang sangat berpengaruh pada ekonomi nasional. Di mana, dolar terus menguat dan mencapai level psikologis Rp 14.000. Teror itu, kata dia, jangan sampai memicu pelemahan lebih lanjut.

Dia juga meminta para pengusaha tetap tenang dan menjalankan usaha seperti biasa. Sehingga stabilitas nasional tetap terjaga.

"Kita sudah teruji berulang kali. Investasi di pasar modal misalnya, sudah terbiasa dengan demonstrasi-demonstrasi, tidak panik," ujarnya.

Dia juga meminta para investor asing tetap tenang, sebab secara umum situasi Indonesia masih aman dan terkendali. Apalagi, peringkat kemudahan bisnis di Indonesia terus meningkat.

"Kita minta perwakilan-perwakilan usaha asing kita harapkan bisa ikut menjelaskan kondisi di Indonesia, bahwa ini dilakukan oleh oknum. Kita harus bisa menjelaskan pada calon investor asing bahwa kita masih kondusif," tutupnya.

Kata Ekonom Soal Dampak Bom Surabaya

Foto: Istimewa
Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai kepercayaan investor tidak akan goyah meski Indonesia diguncang bom bunuh diri di 3 gereja di Surabaya.

Bhima mengatakan, jika berkaca pada kejadian teror serupa beberapa waktu lalu, yakni di Mako Brimob, investor masih terlihat tenang dengan tidak kabur dari Indonesia.

"Kalau saya lihat beberapa kali kejadian contoh yang sebelum ini, kan kejadian kemarin Mako Brimob, itu dampaknya ternyata sangat kecil," katanya saat ditemui di Hotel Sofyan Inn, Tebet, Jakarta, Minggu (13/5/2018).

Dirinya meyakini, sekalipun ada dampak negatif akibat teror bom ini, tidak akan berlangsung lama.

"Kemarin sinyal BI yang akan naiknya suku bunga acuan itu ternyata direspons positif tuh. Jadi sempat menahan aksi jual bersih dari investor asing ya. Jadi kesimpulannya ini temporer, nggak akan bertahan lama," jelasnya.

Hanya saja, untuk memberikan kepercayaan terhadap investor, pemerintah harus bergerak cepat menangani teror.

"Yang paling penting juga investor ke pasar juga melihat seberapa cepat aksi dari pemerintah untuk menangkap otak-otak pelaku itu. Jadi semakin cepat, responsnya semakin cepat, kasusnya tutup, itu nanti kepercayaan investornya bakal balik lagi," lanjutnya.

Bos BEI Minta Investor Tak Respons Bom Surabaya Berlebihan

Foto: Istimewa
Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) prihatin atas peristiwa meledaknya bom yang terjadi di Surabaya. Peristiwa yang terjadi di 3 lokasi gereja menimbulkan korban jiwa dan luka-luka.

"Kami sangat prihatin atas kejadian ini" kata Direktur Utama BEI Tito Sulistio dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu (13/5/2018).

Tito mengimbau kepada seluruh pelaku pasar untuk tetap tenang dan beraktivitas secara normal. Dia mengatakan, peristiwa bom tidak berpengaruh besar ke pasar modal.

Pengalaman pada teror bom Thamrin 14 Januari 2016, menunjukkan teror tersebut tidak berpengaruh besar terhadap kegiatan di pasar modal. Pada saat terjadinya teror, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi sebanyak 77,86 poin atau sebanyak 1,72% di level 4.459,32. Namun koreksi IHSG tersebut hanya reaksi sesaat karena pada penutupan perdagangan sesi II di hari yang sama IHSG hanya melemah tipis 0,53%.

Keesokan harinya, IHSG justru menguat 0,24%. Investor di pasar modal tidak terpengaruh oleh teror yang terjadi.

Tito juga meyakini teror bom Surabaya juga tidak akan berpengaruh besar terhadap aktivitas di pasar modal. Secara fundamental perusahaan tercatat yang tergabung dalam LQ45 menunjukkan kinerja yang solid dengan rata-rata pendapatan meningkat sebesar 15,96% dan laba bersih meningkat 11,68% pada kuartal 1 2018 dibandingkan dengan kuartal 1 2017.

Tito mengimbau agar investor dan seluruh pelaku pasar modal tidak bereaksi berlebihan dan tetap optimis terhadap stabilitas keamanan nasional.

Sebagai wujud keprihatinan atas tragedi di Surabaya, BEI meminta seluruh SRO dan anak perusahaan dalam 3 hari sejak Senin (14/5/2018) sampai dengan Rabu (16/5/2018) untuk mengenakan pakaian putih dengan pita hitam di lengan kanan. Kemudian, juga mengimbau perusahaan tercatat dan anggota bursa untuk melakukan hal yang sama
Halaman 2 dari 5
(ang/ang)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads