Menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey situasi tersebut tidak mempengaruhi pengusaha ritel menghentikan bisnis mereka. Toko-toko ritel tetap buka seperti biasa, termasuk di Surabaya.
"Kalau ada aksi terorisme, orang sekarang lebih smart dan aparat juga akan memberi tahu perkembangan jadi nggak akan terlalu berdampak. Kami melihat toko seperti biasa melayani, tetapi memang ada ekstra kewaspadaan," katanya di Jakarta, Senin (14/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau situasinya seperti ini toko usaha membuka dan mengikuti aturan yang berlaku pada mal. Tapi kami selalu berkoordinasi kepada pemerintah daerah dan aparat, bila tidak ada aturan maka kita akan tetap buka, melihat situasi, jam buka tutup ikuti aparat," sambungnya.
Sementara itu, ia mengaku belum mendapat informasi terkait kondisi penjualan apakah mengalami penurunan atau tidak akibat ancaman teror tersebut.
"Belum dapat infonya (kondisi penjualan) tetapi paling tidak info yang didapat, kita berkoordinasi ke aparat kita buka toko karena kalau kita tutup toko, kesusahan. Teman-teman monitor terus, ya memang di Surabaya kewaspadaan lebih tinggi," kata Roy. (hns/hns)