Dia menuturkan produk yang diekspor langsung ke AS ini merupakan produk jadi manufaktur, seperti sepatu, garmen, elektronik, kemudian ada produk perikanan.
"Ini adalah produk manufaktur bukan komoditi, ada ban juga, seluruhnya manufaktur ini nilainya kira US$ 11 juta," kata Airlangga di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (15/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keuntungan yang akan didapat pelaku industri dengan ekspor langsung ini mulai dari biaya logistik yang turun sekitar 20% atau setara US$ 300 untuk kontainer berukuran 40 feet, dan US$ 120 untuk kontainer ukuran 20 feet. Tidak hanya itu, dari segi waktu pun bisa lebih cepat dari semula 31 hari karena transit menjadi 23 hari.
Ke depan, lanjut Airlangga, ada potensi melakukan ekspor langsung melalui laut ke negara-negara di Eropa.
"Tentu potensi ada ke Eropa dan yang lain tapi ini dimulai dari Amerika karena nanti tidak ada lagi transhipment di Singapura," ungkap dia.
Berikut rincian produk manufaktur yang diekspor ke Los Angeles, AS:
1. Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dan alas kaki sebanyak 344,5 ton dengan nilai US$ 4,89 juta
2. Furnitur sebanyak 43,1 ton dengan nilai US$ 192,2 ribu
3. Ban sebanyak 326,6 ton dengan nilai US$ 927,0 ribu
4. Elektronik sebanyak 172,9 ton dengan nilai US$ 5,28 juta
5. Otomotif dan alat berat sebanyak 143,9 ton dengan nilai US$ 457,9 ribu
6. Snack/makanan sebanyak 8,5 ton dengan nilai US$ 45,9 ribu
7. Keramik sebanyak 12,7 ton dengan nilai US$ 180,0 ribu (ara/ara)