Dia mengatakan sedang bernostalgia pada saat dahulu. Belut, kata Amran, bisa ditemukan jika terdapat keong dan katak di sawah. Dia mengatakan belut merupakan makanan bergizi yang membuatnya bisa jadi menteri.
"Aku ini bernostalgia tadi, cari belut. Dikira cari padi, pakai traktor, enggak itu sudah bosan. Aku ini cari belut tadi karena aku lihat ada katak ada tutut, pasti ada belut, itu pasti pasangan dan itu makanan yang bergizi. Itulah yang membuat kami jadi menteri dan berdiri di depan anda sekalian," kata Amran di Jember, Rabu (23/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia bercerita, ketika mencari belut pantang pulang sebelum dapat bahkan hingga malam hari dan dicari sang nenek.
"Kami sudah terbiasa kalau lihat lubang (belut), tidak pulang ke rumah kalau tidak tangkap. Biasa sampai malam. Aku dipanggil pulang, nenek saya cari anak saya ke mana ini, pasti ada di tempat belut," lanjutnya.
Amran melakukan peninjauan di Desa Mayang, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, yang memanfaatkan alat dan mesin pertanian untuk mengolah sawah. Di sana ia membagikan satu unit traktor pada seorang warga setempat.
Kabupaten Jember mendapat bantuan alsintan sebanyak 626 traktor roda 2 (TR2), 2 traktor roda 4 (TR4), 42 combine harvester kecil (CHK), 79 combine harvester sedang (CHS), 10 combine harvester besar (CHB) dan 217 pompa air (PA).
Amran mengatakan dengan memanfaatkan alsintan, indeks pertanaman bisa meningkat karena waktu pengolahan hingga panen menjadi lebih singkat. Selain itu penerapan teknologi juga mendorong generasi muda untuk tertarik jadi petani.
"Alsintan juga mendorong generasi muda terjun ke sektor pertanian. Dan dapat dipastikan melalui OPA kegiatan pertanian akan lebih mudah, murah dan hemat biaya," ujarnya. (ega/zlf)











































