Kumpulan Tips Bijak Gunakan Uang THR Agar Tak Tekor Saat Lebaran

Kumpulan Tips Bijak Gunakan Uang THR Agar Tak Tekor Saat Lebaran

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Kamis, 07 Jun 2018 08:27 WIB
Kumpulan Tips Bijak Gunakan Uang THR Agar Tak Tekor Saat Lebaran
Jakarta - Sudah dapat THR kan? Gimana ya cara atur uangnya agar penggunaan uangnya efisien dan nggak tekor saat lebaran.

detikFinance merangkumnya dalam rangkaian artikel yang bisa jadi inspirasi para pembaca dalam mengelola tunjangan hari raya (THR).

Penasaran? Simak selengkapnya di sini.
Beberapa perusahaan saat ini sudah mencairkan Tunjangan Hari Raya(THR) sementara gajian bulan depan masih lama, bagusnya THR diapain ya?

Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini Sutikno menyarankan agar segera menganggarkan THR ke beberapa pos kebutuhan hari raya. Pemanfaatan atau penggunaan uang lebaran anak-anak dapat menggunakan prinsip 3S, yaitu di bagi dalam 3 pos: Sosial, Saving dan Shopping.

"Pertama langsung alokasikan ke pos pengeluaran hari raya, maka penggunaan itu lebih terencana. THR ini kan untuk mendanai pengeluaran yang besar yang tidak biasa kita lalukan setiap bulan sehingga dia tidak bisa dibiayai gaji rutin. Nah secara sosiologis ya itu identiknya dengan peta ingin menikmati. Segala sesuatunya langsung belanja," kata dia kepada detikFinance, Rabu (6/8/2018).

Mike menjelaskan, beberapa pos pengeluaran yang normal untuk dikeluarkan sesuai budget diantaranya yaitu pengeluaran zakat infak sedekah yaitu 20%. Kemudian kebutuhan makanan dan minuman Lebaran 20%,baju lebaran 20%, transportasi dan mudik 20%.

"Baiknya post- pos pengeluaran yang penting membuat perencanaan dengan anggaran. Karena ini hari raya ada kebutuhan untuk membayar zakat fitrah profesi dan mal beda- beda sumber subjek zakatnya ada zakat profesi, zakat mal sesuai jumlah asetnya," kata dia.

Sementara itu ada sisa 20% dari pengeluaran THR nilai itu sebaiknya dipotong diawal sebagai langkah antisipasi mengamankan sisa THR agar bisa disimpan atau ditabung.

"Untuk sedekah zakat 10-20%, akan hari raya 20%, baju baru jangan lewat 20%, kemudian transportasi misalnya nggak mudik hanya sesama saudara di dalam kota 20%. Total 80% sementara 20% untuk saving," jelas dia.

Pulang kampung menjadi pilihan banyak orang sebagai salah satu cara untuk merayakan hari raya Lebaran. Namun biasanya setelah pulang kampung tabungan kerap kali menipis, meskipun sudah dapat Tunjangan Hari Raya (THR) dari kantor.

Gimana ya caranya agar setelah pulang kampung nggak tekor?

Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini Sutikno mengatakan, yang membuat pengeluaran berlebihan adalah tradisi bagi bagi THR ke sanak saudara.

Sebenarnya kebiasaan tersebut bukan sebuah kewajiban, baiknya tradisi bagi bagi THR dianggarkan dari anggaran zakat dan sedekah yaitu 20% dari total THR.

"Sebenarnya itu bukan kewajiban ya. Kewajiban itu bayar zakat, dan ngasih ke orang tua. Tapi kalau memang mau kasih sanak saudara, baiknya dari yang 20% anggaran yang sudah diposkan untuk zakat dan sedekah," jelas dia kepada detikFinance, Rabu (6/6/2018).

Mike Rini menjelaskan, jika kita ingin memberikan uang THR pada sanak saudara baiknya sesuai budget. Yang paling penting bukan nilai yang dibagi namun makna silaturahmi saat kumpul bersama saat Lebaran.

"Boleh kasih tapi sesuai budget saja. Pembagian uang THR nggak wajib yang wajib itu orang tua dulu baru keponakan, nggak ada kewajiban yang pasti harus kasih. Ambilnya dari 20% zakat dan sedekah kan zakat hanya 2,5% kan masih ada 17%-nya masih bisa dibagi buat THR jadi kalau mau ngasih kalau udah dipatok," papar dia.

Selain itu Mike menjelaskan, beberapa pos pengeluaran yang normal untuk dikeluarkan sesuai budget diantaranya yaitu pengeluaran zakat infak sedekah yaitu 20%. Kemudian kebutuhan makanan dan minuman Lebaran 20%,baju lebaran 20%, transportasi dan mudik 20%.

"Baiknya post- pos pengeluaran yang penting membuat perencanaan dengan anggaran. Karena ini hari raya ada kebutuhan untuk membayar zakat fitrah profesi dan mal beda- beda sumber subjek zakatnya ada zakat profesi, zakat mal sesuai jumlah asetnya," kata dia.

Lebaran atau Idul Fitri sudah tidak lama lagi. Di saat lebaran konsumsi dan biaya hidup menjadi lebih besar, untuk memenuhi kebutuhan hiburan selama mudik lebaran. Biasanya untuk memenuhi kebutuhan tersebut banyak orang yang memenuhinya dengan menggunakan kartu kredit.

Jadi gimana sih agar penggunaan kartu kredit nggak boros saat lebaran?

Seperti dikutip dari CNBC Indonesia, agar nggak boros pakai kartu kredit saat Ramadan dan lebaran baiknya, pengguna kartu kredit lebih rajin mencari promo menarik yang ditawarkan bank penerbit kartu kredit.

Kemudian jangan meninggalkan kartu kredit sembarangan. Salah salah kartu kredit bisa digunakan siapa saja dan pengeluaran tidak terkontrol.

Cegah kebobolan dengan tidak memberikan 3 angka CVV kepada siapapun agar segala pembelian barang ataupun kebutuhan termonitor dengan baik.

Hindari transaksi di merchant e-commerce yang tidak jelas. Gunakan transaksi melalui Visa, Mastercard dan JCB Card.

Yang paling penting adalah jangan pernah menggunakan atau menjadikan kartu kredit sebagai uang tunai.

Beberapa perusahaan saat ini sudah mencairkan Tunjangan Hari Raya (THR). Mendadak punya gaji double bulan ini bijak nggak ya kalau THR dibelikan barang barang impian, misalnya down payment (DP) sepeda motor?

Senior Financial Planner sekaligus CEO AAM Partner, Aidil Akbar Madjid menjelaskan, baiknya uang THR harus digunakan sesuai pos kebutuhan untuk hari raya.

"Y kalau kebutuhan hari raya sudah terpenuhi misalnya dari THR kita Rp 50% nya terpakai kebutuhan hari raya. Kalau yang nggak mudik, sisanya bisa buat yang lain," kata dia kepada detikFinance, Rabu, (6/6/2018).

Untuk membeli barang barang impian memang tidak dilarang. Namun harus dilihat apakah cicilan perbulannya bisa ditutup dengan gaji pokok. Aidil mengatakan jika uang THR masih sisa banyak maka bisa digunakan untuk memenuhi keinginan. Namun jika untuk hanya membayar DP dan nantinya akan kesulitan untuk membayar cicilan sebaiknya jangan dulu membayarkan uang THR sebagai DP.

"Lihat dulu ya kalau nyicilnya itu hanya untuk mudik mending jangan. Karena kan kultur masyarakat Indonesia ini mereka sukanya pamer. Daripada nanti setelah lebaran malah kreditnya macet mending uangnya digunakan untuk hal lain seperti jalan-jalan," kata dia.

Kebutuhan inti seperti zakat fitrah dan zakat mal merupakan hal utama. Hal lain yang harus didahulukan yaitu membayar THR para asisten rumah tangga, penjaga keamanan itu bisa diambil dari 10%, kemudian biaya hidup yang naik karena harga kebutuhan pokok naik juga ditambal dari THR sekitar 20%, biaya buka bersama 10%.

"Itu kan dari segala kebutuhan sisanya 50% . Nah kalau nggak mudik itu bisa digunakan untuk hal lain. Yang penting kebutuhan hari raya terpenuhi," jelas dia.

Hide Ads