Kepala BPS Suhariyanto ekspor memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
"Ekspor itu biasanya sharenya 21% ke PDB, kemudian dikurangi impor," kata Suhariyanto di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin (25/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ekspor Mei 2018 tumbuh, nilainya US$ 16,12 miliar. Yang ke Bangladesh? belum ada ke sana. Mungkin tercermin di bulan berikutnya," ujar pria yang akrab disapa Kecuk.
Menurut Suhariyanto, barang-barang ekspor yang meningkat tinggi per Mei 2018 adalah timah yang nilainya naik 200,74% dan volumenya naik 204,5% dengan tujuan negara Singapura, Jepang, dan Korea Selatan.
Selanjutnya, besi dan baja yang nilainya naik 45% dengan negara tujuan utama China, Taiwan, dan Korea Selatan. Lalu, barang rajutan yang nilainya naik 38% dengan negara tujuan utamanya Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Jerman.
"Yang paling gede kenaikan ekspor kita itu timah, besi baja, barang rajutan," tutup dia.
Diketahui, Bangladesh sudah resmi untuk memesan 1034 bus asal Indonesia, nal tersebut dikatakan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, Arlinda di kantor Kementerian Perdagangan.
"Transaksi terbesar dari bus," kata dia akhir pekan lalu.
Mengenai ekspor bus made in Indonesia ke Bangladesh, Arlinda mengatakan, hal itu terjadi pada sebuah pameran Industri RI yang mendatangkan investor dan pelaku usaha dari berbagai negara.
Sayang, ia tak merinci perihal pameran produk RI yang dimaksud. namun ia menyebut, dalam transaksi itu disepakati ada sedikitnya 1.034 unit bus yang diekspor dari Indonesia ke Bangladesh.
Tak hanya bus, Bangladesh juga membeli lokomotif asal Indonesia. Total dari transaksi antara Bangladesh dan Indonesia dalam pameran yang sebelumnya disebut mencapai Rp 4,3 triliun. (zlf/zlf)