Pemerintah menetapkan pelaksanaan Pilkada serentak hari ini sebagai libur nasional. Hanya saja pengusaha keberatan jika harus meliburkan karyawan karena dianggap akan merugikan.
Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahadalia mengatakan, kerugiannya adalah produktivitas perusahaan turun.
"Ya rugi lah, produktivitas nggak terjamin ya. Target produksi berkurang," katanya saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Rabu (27/6/2018).
liur
liur
Baca juga: Libur Pilkada, Jalan di Kota Bekasi Lengang |
Kerugian ditambah karena sebelumnya sudah ada libur dan cuti Lebaran yang ditotal mencapai 10 hari.
"Mungkin secara bisnis memang tidak produktif ya, baru selesai libur, masuk, libur lagi, nggak produktif nih. Masuk Kamis nanti abis Jumat libur lagi," sebutnya.
Selain itu, menurut dia dengan banyaknya libur mempengaruhi kinerja karyawan.
"Ya sekarang orang belum mood kerja ya, harus jujur kita katakan itu. Dengan libur panjang ini nggak mencerminkan etos kerja yang baik. Terlalu banyak libur," jelas Bahlil.
Dihubungi terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani juga mengeluhkan terlalu banyaknya libur.
"Itu merugikan, kemarin sudah libur panjang banget Lebaran. Kita sudah warning, tolong Pilkada jangan dijadikan libur nasional, kalau daerah yang libur," tambahnya.
(zlf/zlf)