Lewat Wisata Agro, Cara Kementan Sejahterakan Petani

Lewat Wisata Agro, Cara Kementan Sejahterakan Petani

Raras Prawitaningrum - detikFinance
Minggu, 01 Jul 2018 16:11 WIB
Foto: Dok. Kementan
Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) turut menangani aspek komersial pengembangan komoditas hortikultura. Caranya, dengan mendukung wisata agro dan edukasi berbasis hortikultura di berbagai daerah sentra produksi.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Suwandi, mengatakan wisata agro bersinergi dengan wisata desa karena melibatkan pengenalan produk produk pertanian unggulan lokal di desa-desa.

"Wisata agro berbasis hortikultura ini menjadi salah satu upaya edukasi minat generasi muda pada pertanian dan terpenting ajang kontak bisnis serta wadah promosi efektif produk unggulan lokal. Ini sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk diversifikasi usaha, meningkatkan nilai tambah, pendapatan, serta kesejahteraan petani," jelasnya dalam keterangan tertulis, Minggu (1/7/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suwandi mengungkapkan, banyak wisata agro dan edukasi berbasis holtikultura di Indonesia. Misalnya di kawasan wisata Puncak, Bogor ada wisata agro kebun buah, wisata tanaman hias, dan taman bunga.

Lalu di Lembang, ada banyak berdiri wisata agro. Sementara di Batu, Malang ada wisata komoditas apel dan jeruk serta di Sleman ada wisata agro salak pondoh, sayuran, dan buah organik.


"Banyak turis dari berbagai negara ke Sleman untuk berwisata minat khusus sebagai diversifikasi dari paket paket wisata di Yogyakarta. Mereka datang di antaranya untuk belajar usaha kebun buah organik," ujar Suwandi dalam keterangan tertulisnya.

Ia pun mengatakan wisata agro berpotensi menarik pengunjung dalam negeri dan diminati wisatawan dari berbagai negara. Salah satu wisata agro dan edukasi berbasis hortikultura yang diminati oleh wisatawan mancanegara adalah Sabila Farm di Yogyakarta.

Muhammad Gunung Soetopo selaku pemilik, mengaku kini ada 20 anak dari Mercelline Collage, Victoria, Australia yang datang untuk belajar tentang usaha kebun buah hortikultura organik.

"Wilayah di sini ternyata sudah sering dikenal di Australia, khususnya di Melbourne dan negara bagian Victoria," katanya.

Gun memaparkan Agro Edu Wisata Sabila Farm yang berdiri sejak 2005 mengedepankan pemanfaatan lahan marginal yang menyerasikan dengan alam dan tanpa merusak lingkungan. Bahkan wisata agro ini melestarikan plasma nutfah dan mikroba tanah untuk bisa memberikan kehidupan yang harmoni dengan kegiatan manusia.

"Saat ini bulan Juni sebenarnya bukan saatnya panen buah naga (November sampai April), tapi dengan teknologi penambahan pencahayaan maka buah naga bisa berbunga dan berbuah. Ada juga panenan srikaya jumbo rasa sangat enak, manis, dan legit," ujarnya.


Gun juga menjelaskan buah-buahan yang ditanam di Sleman dikenal enak, manis, dan memiliki tekstur yang renyah. Sebab, tumbuh di lahan abu tuff vulcano yang kaya dengan mineral sehingga membuat buah menjadi manis dan enak.

Untuk memajukan wisata agro dan wisata edukasi, Gun berpesan agar kepada petani pengusaha agar bisa menjual satu buah produk hortikultura setidaknya tiga kali momen mendapat pendapatan. Ini didapat dari motivasi usaha bertani, berwisata memetik, edukasi budidaya, penjualan produksi buah, dan interaktif pengolahan hasil serta pemasaran.

"Mari sejahterakan petani Indonesia dengan Krenova, yaitu kreasi dan inovasi dalam bertani dan ini hanya ada di petani Indonesia," tegasnya. (idr/idr)

Hide Ads