Begini Kronologi Ancaman Perang Dagang AS ke RI

Begini Kronologi Ancaman Perang Dagang AS ke RI

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Senin, 09 Jul 2018 08:02 WIB
Begini Kronologi Ancaman Perang Dagang AS ke RI
Foto: REUTERS/Jonathan Ernst
Jakarta - Sekitar 4 hari lalu, Indonesia digegerkan dengan ancaman dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyatakan bakal me-review barang-barang asal Indonesia yang masuk ke negeri Paman Sam.

Ancaman yang diberikan tersebut terindikasi mengarah perang dagang lantaran bakal berakibat pada pencabutan tarif bea masuk istimewa yang selama ini diperoleh produk-produk RI yang masuk AS. Akibatnya, barang RI yang masuk AS bisa kehilangan daya saingnya.

Bagaimana cerita lengkapnya? Berikut berita selengkapnya:

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingkatkan Indonesia untuk berhati-hati terkait hubungan dagang antar kedua negara.

Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi menyampaikan Trump sudah menyampaikan warning bagi Indonesia. Trump berencana mencabut perlakuan khusus terhadap Indonesia di bidang perdagangan.

"Trump sudah memberi kita warning. Kita bicara sama dia mengenai beberapa aturan mengenai special treatment tarif yang dia kasih ke kita mau dicabut, terutama tekstil," katanya di acara halalbihalal Apindo di Jakarta, Kamis (5/7/2018).


Menanggapi langkah AS saat ini tengah mengevaluasi produk asal Indonesia yang selama ini diberi perlakuan khusus, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menjelaskan, jika Indonesia mendapat tekanan tersebut maka RI akan melakukan 'serangan balik'.

Enggar menjelaskan 'serangan balik' pernah dilakukan saat sawit RI diancam dilarang masuk Eropa, maka RI 'mengancam balik' akan melarang produk eropa masuk ke Indonesia.

"Kalau kita dapat tekanan per sektor, seperti halnya sawit, saya bilang saya akan lakukan retaliasi, yaitu saya juga bisa menghentikan (impor dari AS)," papar dia di Kementerian Perdagangan, Kamis (5/7/2018).

Kala itu, RI mengancam akan menghentikan impor ikan dan sejumlah produk lain dari Eropa bila pemerintah di kawasan tersebut masih melarang minyak sawit RI masuk.

"Saya bilang saya hentikan impor ikan anda, dia bilang itu dari parlemen, saya pun ditekan parlemen saya, kemudian menterinya datang katanya pemerintah menolak. Saya bilang bikin surat kalau itu nolak. Jadi GSP ini kita masih dalam pembicaraan untuk tidak masuk dalam watch list itu, dan nanti kita akan bahas," papar dia.

Perihal yang tengah direview Pemerintah Amerika Serikat (AS) terkait status Indonesia sebagai negara penerima manfaat skema generalized system of preferences (GSP).

Manfaat dari GSP itu bisa jadi yang membuat perdagangan Indonesia surplus sekitar US$ 9,5 miliar dengan AS. Hal ini yang dianggap sebagai cikal bakal datangnya warning dari Donald Trump. Trump merasa RI tak perlu lagi memperoleh GSP lantaran perdagangannya dengan AS sudah surplus.


Dalam perdagangan internasional ada yang disebut Generalized System of Preferences (GSP). GSP adalah sebuah sistem tarif preferensial yang membolehkan satu negara secara resmi memberikan pengecualian terhadap aturan umum WTO / Organisasi Perdagangan Dunia.

Singkatnya, melalui GSP satu negara bisa memberi keringanan tarif bea masuk kepada eksportir dari negara-negara tertentu, biasanya dari negara miskin. Sementara itu eksportir negara kaya tetap dikenakan aturan umum WTO.

Sistem GSP mencakup penghapusan tarif dan pengurangan tarif terhadap hampir 5.000 sektor tarif AS.

Sejak 1974 AS sangat banyak memberikan GSP. Saat ini setidaknya terdapat 112 negara merdeka dan 17 teritori yang mendapat GSP dari AS. Jumlah produk yang diberi GSP sekitar 5.000-an buah.


Menteri- menteri Jokowi, di hari libur mendatangi Kantor Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi, Lapangan Banteng, Jakarta Minggu (8/7/2018). Mereka diagendakan akan rapat membahas perang dagang.

Rapat ini, merupakan langkah dari perumusan strategi dan kebijakan menghadapi dampak perang dagang dan kenaikan tingkat bunga Amerika Serikat terhadap barang Indonesia yang akan masuk ke Amerika, serta dampak lain dari kebijakan AS yang akan menaikkan bea masuk barang barang China ke AS.

Hide Ads