Teknologi Plastik Mulsa Bisa Bantu Petani Sayur dan Buah

Teknologi Plastik Mulsa Bisa Bantu Petani Sayur dan Buah

Tia Reisha - detikFinance
Selasa, 10 Jul 2018 19:30 WIB
Foto: Dok. Kementan
Jakarta - Guna meningkatkan pemanfaatan teknologi mulsa bagi pertanaman hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi mengunjungi salah satu pabrik penghasil mulsa di Surabaya. Pabrik tersebut memproduksi Plastik Mulsa Hitam Perak LLDPE.

Suwandi pun menyatakan mulsa baik digunakan di daerah tropis untuk pertanian pada tanaman cabai, bawang, tomat, mentimun, melon, stroberi dan kubis bunga.

"Plastik mulsa ini baik digunakan untuk aneka tanaman sayur dan buah. Ini adalah sarana prasarana yang baik," jelas Suwandi dalam keterangan tertulis, Selasa(10/7/2018).


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, dibandingkan dengan budidaya konvensional, penggunaan mulsa bermanfaat untuk menjaga kelembaban tanah, mengurangi evapotranspirasi, menekan perkembangan gulma, mengurangi kehilangan pupuk akibat penguapan, menekan perkembangan OPT, memperbanyak intensitas sinar matahari, dan mengurangi aliran air permukaan.


Ia juga mengatakan plastik mulsa ini dinamakan hitam perak karena terdiri dari dua warna tersebut. Lapisan berwarna perak berada di bagian atas, sementara lapisan warna hitam berada di bagian bawah.

Lanjutnya, warna perak yang berada di bagian atas memberikan manfaat sebagai pemantul cahaya matahari. Dengan pemantulan balik ini maka proses fotosintesis menjadi lebih maksimal. Kondisi tanaman, menurut Suwandi, tidak terlalu lembab sehingga mengurangi penyakit dan mengusir serangga pengganggu seperti Thrips dan Aphids.

Sementara itu, warna hitam yang diletakkan di bagian bawah mampu menyerap panas sehingga suhu pada perakaran menjadi lebih hangat. Dengan begitu, akar akan berkembang dengan optimal. Pemakaian warna hitam pun diklaim mampu mencegah sinar matahari tembus ke dalam tanah sehingga dapat menekan pertumbuhan gulma.

Dalam kunjungan singkat tersebut, Suwandi bersama rombongan tim menyaksikan proses pembuatan mulsa mulai dari bentukan bijih plastik beserta bijih pewarna hitam dan perak.


Ia juga menyampaikan bahwa proses produksi yang berlangsung selama 8 jam dapat menghasilkan 4 ton mulsa. Proses pembuatan pun dilakukan selama 24 jam. Ini artinya produksi bisa mencapai 12 ton.

"Selama ini kami melayani permintaan di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami juga menjadi mitra Kementerian Pertanian dalam pengadaan mulsa bagi petani di daerah-daerah," jelas General Manager PT Mutiaracahaya Plastindo, Yenny Budianto.

Guna membuktikan kualitas mulsa yang produksinya, perusahaannya bahkan membuka demplot di beberapa daerah. Ia pun meyakini bahwa mulsa yang ia produksi berkualitas dan tahan lama. (idr/idr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads