Dengan masuknya Indonesia ke dalam daftar UNESCO Global Geopark, apa manfaatnya buat perekonomian nasional?
"Pengembangan geopark memberikan kontribusi nyata, antara lain, untuk pengembangan wilayah, peningkatan ketahanan masyarakat dari bencana, mendidik masyarakat pada kehidupan yang baik dengan menghormati budaya yang beragam, pemberdayaan perempuan untuk memperoleh tambahan sumber pendapatan, memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat dengan adanya wisata geopark, serta terjalinnya kerjasama antar daerah dan negara dalam mendayagunakan keragaman geologi, keragaman hayati dan budaya, serta jasa lingkungan (amenities) secara berkelanjutan," tegas Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam keterangan tertulis, Jumat (13/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mendukung pengembangan Geopark, Kemenko Bidang Kemaritiman bersama dengan Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian ESDM, Kementerian
Pariwisata, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Konferensi Nasional I Geopark Indonesia pada Kamis pagi (12/7) di Gedung Saleh Afiff, Kementerian PPN/Bappenas.
Sebagaimana identifikasi yang dilakukan oleh UNESCO (2017), pengembangan geopark juga berkontribusi bagi upaya Indonesia dalam mencapai gol dan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs).
Secara konkret, pengembangan geopark direfleksikan sedikitnya dalam delapan gol. Kedelapan tujuan tersebut, yakni:
(i) Tujuan 1, Tanpa Kemiskinan;
(ii) Tujuan 4, Pendidikan Berkualitas;
(iii) Tujuan 5, Kesetaraan Gender;
(iv) Tujuan 8, Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan
Ekonomi;
(v) Tujuan 11, Kota yang Berkelanjutan;
(vi) Tujuan 12, Produksi dan Konsumsi yang Bertanggung Jawab;
(vii) Tujuan 13, Penanganan Perubahan Iklim; serta
(viii) Tujuan 17, Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
"Konferensi hari ini merupakan wahana untuk belajar dan berdiskusi, sekaligus menggali inovasi-inovasi untuk mewujudkan kesejahteraan ekonomi yang berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, dan menjaga kualitas lingkungan hidup yang menjadi ruh pembangunan berkelanjutan melalui pengembangan geopark," tutur Bambang.
Selain dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan dan Menteri
PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Konferensi Nasional I Geopark Indonesia juga dihadiri Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf serta kalangan akademisi dan pegiat geopark, dengan total peserta konferensi mencapai lebih kurang 500 orang.
Konferensi yang fokus membahas pengembangan geopark untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan serta pelestarian lingkungan ini sekaligus menjadi awal bagi konferensi lanjutan berskala internasional yang akan dilangsungkan pada September 2019 mendatang dan untuk pertama kalinya Indonesia akan bertindak sebagai tuan rumah Asia Pacific Geopark Network (APGN) Conference di lokasi UNESCO Global Geopark Rinjani, Mataram, Lombok.
Dengan masuknya Indonesia ke dalam daftar UNESCO Global Geopark tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan mengaku, ada banyak keuntungan yang dapat diperoleh Indonesia dengan pengakuan tersebut.
"Geopark bisa menjadi solusi alternatif pemanfaatan kekayaan alam dan budaya untuk kebangkitan ekonomi dan pemberdayaan sosial yang tetap mengedepankan faktor pelestarian dan perlindungan lingkungan," ujarnya saat membuka Konferensi Nasional I Geopark Indonesia.
Lebih jauh, Luhut menyampaikan pasca pengakuan dua situs taman bumi Indonesia sebagai UNESCO Global Geopark tersebut, daya tarik kawasan sekaligus peluang investasi di beberapa sektor berpotensi untuk meningkat pesat.
"Dari pengembangan geopark, sektor jasa wisata, industri UMKM, industri kreatif, perhotelan, pertanian, kuliner dan beberapa sektor terkait lainnya bisa tumbuh," beber Luhut. (dna/zlf)