Darmin menjelaskan, pelemahan yuan sejalan dengan pelemahan mata uang regional. Mata uang negara-negara lain melemah karena AS berencana menaikkan suku bunga acuan.
"Menariknya, melemahnya mata uang mereka diikuti juga oleh melemahnya mata uang regional. Kita juga ikut melemah, yang tidak ikut melemah dolar. Jadi sebenarnya dampaknya dia lebih banyak terhadap dolar dari segi mata uang," kata Darmin di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Rabu (25/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait perdagangan, Darmin hanya bilang masih akan terus bergerak. Dia hanya berharap perdagangan global tidak semakin protektif.
"Jangan dilihat bahwa langkah-langkah masing-masing hanya soal devisa dan moneter, ada juga soal perdagangan itu tentu saja akan masing-masing akan masih bergerak terus. Mudah-mudahan dunia tidak kemudian makin protektif," ungkapnya.
Menurut Darmin, sikap protektif dalam perdagangan global justru akan memberikan kerugian yang lebih besar.
"Karena kalau masing-masing makin protektif maka sebetulnya hubungan ekonomi global yang tadinya sangat mengandalkan kesepakatan multilateral itu akan berubah menjadi cenderung bilateral. Dan kalau itu terjadi kita belum bisa hitung dengan baik seperti apa hasilnya, pasti semuanya rugi," tutupnya. (zlf/zlf)











































