Puluhan ribu ton beras impor tersebut diangkut menggunakan kapal MV. VINASHIP PEARL berbendera Vietnam. Proses bongkar muat dilakukan sejak Minggu (29/7) sekitar pukul 21.00 WIB. Sebelum dilakukan proses bongkar muat, petugas Balai Karantina Pertanian (BKP) Cilegon terlebih dahulu memeriksa kondisi beras.
"Beras dari Thailand sebanyak 22.500 MT telah sandar dan bongkar tadi malam jam 21.00 WIB dan langsung diperiksa oleh Pejabat Fungsional KT yaitu Andi dan Rahmat Hidayat. Hasil tindakan karantina tumbuhan adalah tidak ditemukan OPTK (organisme pengganggu tumbuhan karantina)," kata Kepala Balai Katantina Pertanian Cilegon, Raden Nurcahyo saat dikonfirmasi, Senin (30/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pemerintah Tunda Rencana Pangkas HET Beras |
Proses bongkar muat diperkirakan memakan waktu 2 minggu tergantung cuaca di lapangan. Hal itu lantaran jumlah beras yang mencapai 22.500 ton.
"Dengan jumlah 22.500 MT, diperkirakan memakan waktu 2 minggu," ujarnya.
Diperoleh informasi, beras impor tersebut merupakan rangkaian dari impor beras yang dilakukan pemerintah sebanyak 500 ribu ton. Banten menerima kuota beras impor sebanyak 70 ribu ton. (hns/hns)