"Alhamdulillah tiga tahun ini pemanfaatan dana desa sudah melihatkan hasilnya. Kita juga melihat telah terjadi penurunan kemiskinan yang cukup signifikan. Terutama di desa yang angka kemiskinannya menurun cukup besar. Tahun ini tingkat kemiskinannya menyentuh single digit, yakni 9,8%. Kalau ini bisa terus kita pertahankan, maka dalam lima tahun ke depan jumlah orang miskin di desa akan jauh lebih kecil daripada di kota. Demikian juga penurunan stunting juga cukup besar," kata Eko dalam keterangan tertulis, Rabu (1/8/2018).
Eko menyampaikan hal itu dalam acara Dialog Nasional 2018 yang bertema "Indonesia Maju" bersama Menteri Pariwisata, Arief Yahya, di Gedung Serba Guna Siyono, Gunung Kidul, Yogyakarta, Selasa (31/7/2018)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Eko, dana desa juga berdampak dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan membangun 67.094 penahan tanah, 38.331 sarana air bersih, 112.003 MCK, 5.402 polindes, 38.217.065 meter drainase, 18.177 paud, 11.574 posyandu, dan 31.122 pembangunan sumur.
Kucuran dana pun rata-rata memiliki kenaikan di tiap tahunnya. Dana desa pada 2015 dikatakan mencapai Rp 20,7 triliun. Dana tersebut ditingkatkan menjadi Rp 40,9 triliun pada 2016. Kemudian pada 2017, dana desa kembali ditingkatkan menjadi Rp 60 triliun. Sedangkan pada 2018, dana desa tetap sebesar Rp 60 triliun.
Dia menambahkan bahwa Jokowi selalu berpesan agar dana desa yang jumlahnya sangat besar tersebut selalu dikawal dan dijaga agar bisa bermanfaat untuk pembangunan desa dan kesejahteraan masyarakat desa.
Untuk itu ia pun menyatakan bahwa Presiden Jokowi berencana untuk menaikkan lagi kucuran dana desa yang akan ditambah semula Rp 73 triliun menjadi Rp 85 triliun.
"Insya Allah tahun depan dana desa akan dinaikkan dari Rp 60 triliun menjadi Rp 73 triliun. Tapi, ternyata presiden masih berusaha untuk menaikkan lagi dana desa itu menjadi Rp 85 triliun. Jadi kita doakan mudah-mudahan keuangan negaranya cukup agar tahun depan dana desanya bisa Rp 85 triliun," pungkas Eko. (ega/hns)