Diskusi itu dilakukan oleh Direktur MDRN Johannis, Manajer HR MDRN Melani dan 6 orang perwakilan dari SPMPI. Mereka bertemu selama hampir 4 jam setelah sempat rehat selama setengah jam.
"Setelah negosiasi lama kita tidak dapat apa-apa. Kita minta pesangon dibayar lunas, tapi perusahaan cuma bisa 4% saja," kata Ketua SPMPI Sumarsono di Gedung Ricoh, Jakarta, Kamis (2/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manajemen MDRN mengaku saat ini hanya memiliki dana sekitar Rp 1 miliar. Menurut perhitungan Sumarsono dana itu hanya sekitar 4% dari total pesangon seluruh pegawai yang di-PHK.
"Mereka tawarkan bayar 4% setiap bulannya. Tapi kita maunya bayar lunas. Karena itu juga sudah lama tidak dibayar. Kalau dicicil kaya gitu berarti dia melunasi melebihi jatuhnya PKPU di Oktober," tambahnya.
Menurut data yang dipegang Sumarsono, total pesangon dari seluruh mantan pegawai PT Modern Sevel Indonesia (MSI), PT Modern Internasional Tbk dan PT Sarana Logistik Utama yang belum dibayarkan sekitar Rp 10,2 miliar. Angka itu sekitar 60% dari total kewajiban pesangon yang harus dibayarkan.
"Total karyawan yang belum dapat pesangon sekitar 200-300 orang. Jadi Rp 1 miliar kalau dibagi segitu banyak ya sedikit," tambah Sumarsono.
Lantaran permintaannya belum dipenuhi, masa mengancam akan menggelar aksi lagi pada 6 Agustus 2018. "Agar tuntutan kami didengar perusahaan, kami tetap demo. Kami tetap minta perusahaan tanggung jawab," tegasnya. (zlf/zlf)