Gally Rangga tak pernah menyangka karya sepatu buatannya dipakai Presiden Joko Widodo (Jokowi). Lelaki asal Kota Bandung ini merupakan mantan pengamen yang sukses berbisnis sepatu kulit dengan omzet Rp 200 juta per bulan.
Gally yang tumbuh di jalan memiliki kesukaan musik bergendre rock, sehingga Gally menyukai gaya tampilan yang garang, dari mulai baju bernuansa gelap, celana jeans sobek-sobek sampai sepatu kulit.
Dari ceritanya, hanya sepatu kulit yang tidak bisa ia beli, karena pada zaman dulu harga sepatu kulit sangat mahal dan Gally tidak bisa membelinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah itu, Gally mengaku mulai berkeinginan membuat sepatu sendiri. Hingga akhirnya Gally menemukan tukang pembuat sepatu yang masih merintis dan mendapatkan harga yang terjangkau. Dari saat itu Gally mengakui, keinginannya untuk berbisnis sepatu kulit mulai kuat.
Gally yang setiap hari mengamen mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk mengumpulkan modal usaha. Penghasilannya harus dibagi untuk makan dan kehidupan sehari hari.
Meski kini sudah cukup dikenal, Gally mengaku masih belum puas. Ia ingin produknya semakin dikenal. Sehingga ia rajin mengikuti beragam pameran di berbagai acara-acara komunitas.
Dari beberapa pameran yang pernah dilakukan, demi memperluas pasar sepatu, ternyata Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah tertarik dan langsung membeli sepatu buatan Gally.
"Waktu itu di acara sumpah pemuda di Istana Bogor, saat itu kita pamerin produk- produk lokal, nah kebetulan pas Pak Jokowi lewat di stand kami, beliau langsung melihat dan tertarik sama sepatunya," kata dia.
Jokowi yang saat itu tertarik untuk membeli sepatu jenis sneakers kulit dengan paduan tenun khas Exodos yaitu Elaborate. Gally mengatakan sepatu yang dibeli Presiden Jokowi harganya sekitar Rp 1,5 juta.
"Kemarin itu showcase pas Pak Jokowi lewat kita, Pak Jokowi langsung lihat sepatu itu langaung diambil. Tapi ketika dicobain sizenya kegedean. Dia akhirnya pesen, kemudian jadi beli ke anak-anak di toko. Sama pas pamprensya kalau nggak salah. Harganya Rp 1,5 juta," sebutnya.
"Saya senang aja bapak suka sepatu saya karena saya benar-benar nggak punya bakground sama sekali (desain) saya juga nggak ngerti kenapa bisa bisnis sepatu. Saya lama ngamen dan hidup dijalan bahkan sampai sekarang," kata dia. (ang/ang)