Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa mobil pengering jagung ini akan sangat membantu petani jagung mengatasi masalah yang dihadapi saat pasca panen. Terlebih, dirinya menambahkan, di saat musim hujan petani kesulitan untuk mengeringkan jagungnya.
"Ini atas perintah bapak presiden setelah mendengar keluhan di lapangan bahwa harga (jagung) jatuh karena kadar air," kata Amran saat menghadiri acara pelepasan perdana unit mobil pengering jagung, di kantor Kementerian Pertanian, Jumat (3/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang ini kita berterima kasih kepada seluruh petani Indonesia, dulunya kita impor (jagung) 3.6 juta ton, sekarang kita sudah ekspor, Insya Allah target kita tahun ini 500 ribu ton," jelas Amran.
Sementara itu Presiden Komisaris PT CPI, T. Hadi Gunawan mengatakan bahwa mobil pengering jagung ini dibuat untuk mempermudah akses petani ke pasar jagung. Selain itu, keuntungan lainnya yaitu mengurangi biaya handling, transportasi, dan proses pengeringan jagung, serta mengurangi potensi penurunan kualitas jagung yang dapat timbul selama proses pasca panen.
![]() |
"Mencari solusi pasca panen untuk petani jagung, maka terbentuklah misi menjemput bola dan bukan menunggu bola, yaitu mendekatkan fasilitas pengeringan jagung ke sentra produksi jagung, terutama di daerah yang jauh dari pabrik pakan dan fasilitas pengeringan jagung," jelas Hadi.
Hadi mengatakan, untuk lebih menyempurnakan fungsi operasional dari konsep pengering jagung ini, prototipe ini akan melakukan program uji coba lapangan di Lampung, yang akan dilakukan secara bertahap pada Agustus 2018.
"Dimulai dengan uji coba di lokasi pabrik PT Charoen Pokphand Indonesia di Lampung, dan kemudian akan dilanjutkan dengan uji coba lapangan langsung di lokasi panen jagung yang bekerjasama dengan KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) Lampung," pungkas Hadi.
![]() |
Deputy Technology and Engineering PT CPI, Emir Sandi, menjelaskan persoalan yang dihadapi petani jagung adalah jauhnya jarak antara lokasi panen dengan pabrik pakan. Hal ini menyebabkan jagung yang dipanen seringkali tidak bisa djual langsung.
Dirinya melanjutkan, menurutnya jagung yang baru selesai dipanen kadar airnya masih tinggi, jagung ini sangat sensitif terhadap cuaca, sehingga jika disimpan dengan cara yang tidak benar itu, jagung berpotensi bisa berjamur.
"Saat jagung berjamur dan dijual ke trader atau pabrik pakan terkadang bisa ditolak, kalau pun diterima harganya jadi murah," kata Emir.
Mobile Corn Dryer ini dinilai dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Menurutnya, Mobile Corn Dryer dapat mengeringkan jagung dengan kecepatan 1 ton per jam, dengan kemampuan mengeringkan kadar air hingga 15%.
"Pada dasarnya ini (Mobile Corn Dryer) didesain untuk turun dari 30% ke 15%, jadi 15% penurunan kadar air. Kapasitasnya kurang lebih 1 ton per jam," jelas Emir.
![]() |