Dalam pertemuan dengan para eksportir di Kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) itu, Sri Mulyani mengambil contoh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dulu juga pernah jadi pengusaha berorientasi ekspor, yakni eksportir mebel.
"Dulu Pak Jokowi cerita saat jadi eksportir kurs mendadak merosot, banyak eksportir mabok, karena tiba-tiba kaya mendadak," katanya di Kantor DJBC, Jakarta Timur, Selasa (7/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Dolar AS Masih Mondar-mandir di Rp 14.480-an |
Di tengah keuntungan yang mereka dapat karena pelemahan rupiah, tak sedikit eksportir yang gagal memanfaatkan kesempatan. Harusnya hal itu bisa dijadikan kesempatan memperkuat usaha.
"Teman-temannya yang eksportir lain beli rumah baru, mobil baru, mobil makin mewah, istri baru. Tapi Pak Jokowi tekun, bikin pabriknya ditambah mesinnya, yang tadinya 40 kontainer jadi 120 kontainer. Saya harap (para eksportir) gunakan itu sebagai opportunity," jelasnya.
Di samping itu, pemerintah juga berupaya membantu eksportir untuk bisa memacu ekspor.
"Pemeritah juga terus ingin biaya semakin rendah, margin makin tinggi, plus penerimaan semakin besar," tambahnya.
Seperti diketahui belakangan ini kurs rupiah dihadapi pelemahan terhadap dolar AS. Pagi tadi, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah berada di angka Rp 14.485. Angka tersebut naik tipis dari posisi hari kemarin yang berada di Rp 14.480.
Simak Juga 'Pelemahan Rupiah di Mata Jokowi':