"Termasuk Universitas Brawijaya juga anggota dari Pertides. Memang jika dibandingkan dari jumlah perguruan tinggi yang totalnya ada 4.000-an, ini sangat sedikit jumlahnya. Tapi kita tidak harus bekerja sama dengan semua perguruan tinggi. Kita perlu memilih perguruan tinggi yang selama ini memiliki konsentrasi di pembangunan perdesaan," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Sekjen Kemendes PDTT) Anwar Sanusi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (7/8/2018).
Hal itu disampaikannya saat International Conference of Rural Development di Ijen Suites Hotel Malang. Pada kegiatan yang digelar oleh Universitas Brawijaya tersebut, dia mengatakan, dari 84 perguruan tinggi anggota Pertides ini, memiliki ribuan mahasiswa yang siap diluncurkan dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik. Melalui program tersebut, lanjut dia, maka perguruan tinggi telah menjadi instrumen bagi percepatan pembangunan perdesaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain diharapkan membantu memecahkan permasalahan di desa, program KKN juga diyakini mampu menumbuhkan rasa cinta mahasiswa terhadap desa. Sehingga ketika mahasiswa tersebut telah menyelesaikan pendidikan, akan kembali ke desa menjadi pelopor pembangunan desa.
"Mereka (mahasiswa) kan ke desa tidak untuk main-main. Dengan diberikannya mereka kesempatan untuk memecahkan permasalahan di desa saat KKN, ini akan menimbulkan memori terutama kecintaan mereka terhadap desa," ujarnya.
Sekjen Anwar Sanusi mengatakan, peran perguruan tinggi sangat besar dalam proses percepatan pembangunan desa, baik melalui KKN, penelitian, dan berbagai sumbangsih inovasi seperti halnya teknologi tepat guna. Ia berharap, perguruan tinggi terutama yang tergabung dalam forum Pertides turut berperan aktif membantu pemerintah dalam mengentaskan desa tertinggal.
"Kita ingin perguruan tinggi memberikan dukungan pada progran kementerian. Mengkritik pun tidak masalah," harapnya.
Saksikan juga video 'Kemendes Jalin Kerja Sama dengan Bakamla Angkat Desa Terpencil':