Informasi tersebut dikeluarkan langsung oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Dari publikasi informasi yang tersebar luas, para turis di dalam Lombok akhirnya resah dan memutuskan untuk meninggalkan Lombok segera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gempa Lombok Berpotensi Tsunami
Foto: Dok. ASDP
|
Kepala Bagian Humas BMKG Harry Tirto Djatmiko mengatakan, gempa 7 SR tersebut memang berpusat di darat, yakni tepatnya pada titik 8.37 LS dan 116.48 BT pada kedalaman 15 km. Namun, patahan gempa tersebut terjadi sampai ke laut.
Hal itulah yang menyebabkan terjadinya tsunami. Selain itu, gempa bumi tersebut termasuk dalam kategori gempa dangkal.
"Itu karena patahannya sampai ke laut. Jadi itu yang menyebabkan kami tetap firm mengeluarkan peringatan dini tsunami. Dia di darat tapi tidak jauh dari pantai," kata Harry saat berbincang dengan detikcom.
Peringatan Dini Isu Tsunami Bikin Wisatawan Pergi
Foto: Dok. ASDP
|
Keresahan dari wisatawan tersebut mengakibatkan eksodus besar-besaran dari Lombok.
"Nah sebetulnya kalau nggak ada rilis mengenai tsunami maka eksodusnya nggak bakal seperti ini. Ini besar besaran eksodusnya, tetapi kalau tamu-tamu ini mau berdiam kami bisa tangani kami bisa cover karena gini kerusakan yang terjadi di dalam hotel juga nggak banyak," kata dia kepada detikFinance.
Gempa bumi tersebut awalnya dilaporkan terjadi pada Minggu (5/6) pukul 18.46 WIB dengan kekuatan 6,8 SR dan tidak menimbulkan tsunami. Namun, BMKG kemudian melakukan pemutakhiran informasi dan menyebut gempa tersebut berkekuatan 7 SR dan berpotensi tsunami.
Okupansi Hotel di Lombok Turun 70%
Foto: Rachman Haryanto
|
"Justru karena isu tsunami yang eksodus ada 70% dan yang check in 20% karena kan kita biasanya sebaliknya kalau nggak ada gempa dengan tingkat okupansi hotel kita ini tertinggi secara nasional," kata dia kepada detikFinance.
Sebelumnya dilaporkan sekitar 25% sistem listrik di Lombok masih padam di kawasan Lombok. Kondisi ini sudah jauh lebih baik karena dari total beban pelanggan PLN terlayani 99 MW, hingga senin malam masih tersisa 50 MW atau sekitar 50% masih padam.
Gempa Lombok Ganggu Target Kunjungan Wisatawan Mancanegara
Foto: Dok. REUTERS/Beawiharta
|
Dia menyebut, penurunan angka turis sudah sekitar 100.000 orang jika dihitung sejak 29 Juli 2018.
"Kemungkinan mengganggu, kalau kita hitung waktu tanggal 29 (Juli), yang kejadian pertama itu sekitar 100.000 orang berkurangnya. Kalau dulu yang Bali 1 juta orang waktu Gunung Agung," kata Arief di Komplek Istana, Jakarta Pusat, Selasa (7/8/2018) kemarin.
Meski target kunjungan wisman akan terganggu, namun Arief tetap berusaha merealisasikan target kunjungan sampai akhir tahun semaksimal mungkin.
"Kira-kira berkurang sedikit lah. Kalau tahun ini targetnya 17 juta, 16 juta aman lah. Jadi kira-kira 94% aman. Mungkin 94-95% bisa tercapai," tambah dia.
Dia mengaku, upaya yang akan dilakukan pemerintah untuk tetap mengejar target kunjungan wisman ke Indonesia dengan mempercepat pemulihan di wilayah terdampak bencana.
Saat ini, waktu tanggap darurat gempa 7 skala richter (SR) di Lombok ditetapkan selama tiga minggu pasca kejadian. Adapun, jumlah turis di Lombok untuk penerbangan langsung tidak begitu banyak, tetapi jika penerbangan tidak langsung sekitar 2 juta orang.
"Kita optimis recovery yang seperti ini tidak terlalu lama, contohnya Bali itu sekitar tiga bulan sudah selesai. Kalau ini tanggap daruratnya kita tetapkan tiga minggu," tutup dia.