Humas PT KAI, Agus Komarudin menjelaskan, langkah sosialisasi dan koordinasi sudah optimal dilakukan untuk mengamankan kawasan jalur kereta.
Agus menjelaskan ketika langkah pengamanan berupa pemagaran dilakukan, masyarakat di kawasan rel kereta api tetap bandel dan masih tetap membangun tempat tinggal di kawasan yang sudah dibongkar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut berita selengkapnya:
Rini Ingin Jalur KRL Jakarta-Bogor Bebas Sampah dan PKL
|
Foto: Puti Aini Yasmin/detikFinance
|
Terlihat jalur kereta tersebut memang dipenuhi sampah dan tenda-tenda pedagang kaki lima (PKL).
"Tuh, tuh lihat tuh kotor itu kamu rapikan itu, kamu nih alasan tok, itu kotor-kotor nggak karuan," katanya kepada Pejabat KAI di dalam kereta, Sabtu (18/8/2018).
"Jika areanya bersih, penumpang lebih nyaman. Ini juga bisa menjadi contoh bagi masyarakat lain untuk bisa menjaga kebersihan. Tanamin bunga-bunga biar cantik," sambung dia.
KAI: Sampah dan PKL Sekarang Dibersihkan dan Diusir, Besok Ada Lagi
|
Foto: Puti Aini Yasmin/detikFinance
|
Agus menjelaskan ketika langkah pengamanan berupa pemagaran dilakukan, masyarakat di kawasan rel kereta api tetap bandel dan masih tetap membangun tempat tinggal di kawasan yang sudah dibongkar.
"Terkait pembersihan, tapi memang ketika dibongkar sudah, besoknya sudah banyak yang membangun bangunan liar lagi," kata dia kepada detikFinance, Minggu (19/8/2018).
Selain permasalahan soal bandelnya warga yang kerap kali membangun pemukiman di kawasan rel kereta. Permasalahan lain mengenai sampah juga menjadi sorotan utama.
Pasalnya setelah kawasan rel di pagar dan di tembok, masyarakat kerap kali membuang sampah ke kawasan rel.
"Kemudian soal yang membuang sampah juga itu ada yang membuang dari masyarakat. Memang ini tidak sepanjang jalur sih ya, itu memang tidak semua kawasan. Tapi misalnya itu ada di kawasan Tanah Abang dan Pasar Senen itu lah," kata dia.
Parah! Ada Warga Bikin Sumur di Dekat Rel
|
Foto: Puti Aini Yasmin/detikFinance
|
Bahkan beberapa kali PT Kereta Api Indonesia (KAI) menemukan masyarakat yang membuat sumur di pinggiran rel kereta api.
"Ini harusnya sama sama mendukung lah, kalau sudah kotor juga kan susah juga kan. Dari segi pemandangan juga kurang bagus juga. Bahkan ada juga yang buat sumur dan sebagainya," jelas Humas PT KAI Agus Komarudin kepada detikFinance, Minggu (19/8/2018).
Permasalahan dari adanya pembuatan sumur di kawasan rel kereta api juga bukan hanya soal estetika.
Namun juga di bawah kawasan jalur tersebut terdapat kabel kabel sinyal. Hal itu ditakutkan akan merusak sistem perkeretaapian.
"Kan di bawah jalur itu juga yang warga kan ada kabel kabel sinyal dan sebagainya," kata dia.
Kawasan rel kereta api yang banyak digunakan warga sebagai pemukiman serta banyaknya sampah di kawasan rel kereta juga membuat pemandangan KRL mejadi begitu kumuh.
Halaman 2 dari 4











































