Ada Larangan Impor 500 Komoditas, Ini Tanggapan Dirut Sritex

Jakarta - Pemerintah sedang menggodok rencana pembatasan impor 500 komoditas. Jenis-jenis barang yang impornya bakal dibatasi sedang diidentifikasi. Di sisi lain, tak sedikit pelaku industri di Indonesia yang bergantung bahan baku impor.

Misalnya di industri tekstil, dikatakan Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex Iwan Setiawan Lukminto masih bergantung bahan baku impor hingga 60%. Dia berharap, kalau pun ada pembatasan impor bukan untuk komoditas yang krusial.

"Pada umumnya kalau yang tidak krusial itu nggak apa (dibatasi impornya). Tapi kalau krusial nanti di dalam negeri ada inflasi juga kan akibatnya," kata Iwan dalam sesi wawancara khusus dengan detikFinance, di Jakarta, Selasa (21/8/2018).

Baca juga: Curhat Dirut Sritex: 60% Bahan Baku Tekstil Masih Impor

Dia menilai, untuk industri yang mengimpor bahan baku untuk kepentingan ekspor semestinya tidak kena pembatasan impor.

"Kalau kami impor kan ekspor juga. Jadi menurut saya sih nggak terlalu ini (khawatir) karena kita porsi ekspornya banyak. Jadi kita tidak kena duty, tidak kena pembatasan," paparnya.

Baca juga: Sri Mulyani Siapkan Aturan Pajak Baru soal Impor 500 Komoditas

Lagipula, menurut Iwan kebijakan tersebut cocoknya sebagai kebijakan jangka pendek untuk mengurangi impor. Perlu disiapkan kebijakan jangka panjang, misalnya memperkuat sektor industri manufaktur.

"Sementara ini (kebijakan pembatasan impor), sementara saja (kebijakannya). Long term-nya (jangka panjangnya) harus membuat manufacturing di Indonesia, solusinya," tambahnya. (dna/dna)