Serunya Menjajal LRT Pertama di Jakarta

Serunya Menjajal LRT Pertama di Jakarta

Hendra Kusuma - detikFinance
Minggu, 02 Sep 2018 11:18 WIB
Serunya Menjajal LRT Pertama di Jakarta
Foto: Hendra Kusuma/detikFinance
Jakarta - PT Jakarta Propertindo (Jakpro) melalui anak usahanya yakni LRT Jakarta tengah melakukan uji operasi LRT Jakarta secara terbatas selama satu bulan.

Masa uji coba operasi yang berasal dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terhitung sejak 21 Agustus sampai 20 September 2018.

Selama proses uji coba operasi, pihak LRT Jakarta pun melibatkan masyarakat sebagai ajang pengenalan moda transportasi massal baru di tanah air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana kelanjutan ceritanya, simak ulasannya di sini:

Tiketnya Masih Gratis

Foto: Hendra Kusuma/detikFinance
Proses uji coba kereta ringan atau (LRT) yang membentang dari Kelapa Gading hingga Velodrome sepanjang 5,8 km.

Masa uji coba sudah dilakukan sejak 21 Agustus hingga 20 September 2018 dan berlaku terbatas. Penjajalan untuk saat ini baru bisa dirasakan oleh masyarakat yang merupakan keluarga pegawai Jakpro, anak usaha Jakpro, dan instansi pemerintah yang terlibat.

Bagi masyarakat yang ingin menjajalnya pun untuk saat ini harus mendapatkan undangan terlebih dahulu, hal itu menyesuaikan rekomendasi teknis uji operasi terbatas. Bagi para masyarakat yang menjajal LRT Jakarta kali ini tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis.

Syaratnya hanya tinggal datang ke Stasiun Velodrome dan tinggal registrasi. Setelah registrasi, nantinya pegawai LRT Jakarta akan memberikan gambar tempel atau stiker bertuliskan uji coba sebagai tiket menjajal LRT Jakarta.

detikFinance pun berkesempatan menjajal LRT Jakarta. Syarat untuk naik pun selama masa uji coba cukup mengisi daftar tamu yang sudah disediakan, setelah itu diberikan stiker uji coba.

Kebetulan, detikFinance mendapat jadwal keberangkatan pada pukul 15.15 WIB dari Stasiun Velodrome menuju Stasiun Boulevard Utara (Kalapa Gading).

Untuk masuk ke gerbong, masyarakat pun harus melewati pintu otomatis yang nantinya akan ditetapkan sebagai gate tap tiket. Setelah itu, harus melewati pintu otomatis yang menjadi pembatas antara pintu LRT dengan peron.

Begitu masuk ke dalam gerbong, warna putih dan merah mendominasi interior. Hembusan udara dingin dari AC pun melengkapi kenikmatan penumpang yang sudah duduk nyaman di kursi kereta.

Butuh waktu kurang lebih 30 menit untuk pulang pergi dari Stasiun Velodrome-Kelapa Gading-Velodrome. Jika dihitung manual, Stasiun Velodrome-Kelapa Gading 17 menit, dan Kelapa Gading-Velodrome 20 menit sudah termasuk waktu tunggu.

Selama perjalanan, bangunan tinggi seperti gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan sangat mendominasi. Meskipun ada juga beberapa rumah penduduk yang terlihat.

Tidak jarang, momen menjajal LRT Jakarta pun diabadikan oleh masyarakat dengan melakukan swafoto. Bahkan, beberapa masyarakat pun takjub dengan dinginnya AC LRT Jakarta.

Penampakan Terkini

Foto: Hendra Kusuma/detikFinance
Jalur LRT Jakarta membentang dari Kelapa Gading hingga Velodrome sepanjang 5,8 km. Nantinya LRT Jakarta yang terdiri atas empat rangkaian kereta akan menjalani simulasi sejauh 2.000 km selama sebulan.

Untuk dapat menjajal kereta ringan ini pun tidak dikenakan biaya sepeser pun oleh pihak LRT Jakarta. Bahkan pihaknya terbuka untuk masyarakat umum yang penasaran ingin menjajalnya, meskipun untuk sementara proses uji coba ini masih tterbatas atau by invitation, Antara lain keluarga karyawan perusahaan Jakpro, anak usaha Jakpro dan dari instansi pemerintahan yang selama ini terlibat di proyek LRT Jakarta.

Saat ini, perkembangan pembangunan proyek yang memiliki panjang 5,8 km ini sudah mencapai sekitar 87%. Khusus di Stasiun Velodrome, pembangunannya mencapai 90% dengan kualitas pengoperasiannya mencapai 80-90%.

Bangunan stasiun sendiri sudah berdiri kokoh meskipun masih banyak konstruksi detil yang dikerjakan, sebut saja seperti pekerjaan tangga yang menjadi akses masuk stasiun.

Hanya ada satu akses tangga yang sudah jadi dan dibuka oleh pihak LRT Jakarta, yaitu yang betepatan dengan pintu masuk Stadion Jakarta Velodrome.

Bagi masyarakat yang ingin naik ke atas pun bisa menggunakan eskalator atau tangga biasa. Begitu sampai atas, masyarakat sudah bisa melihat deretan pintu otomatis yang berada di sisi kiri dan kanan.

Pintu tersebut persis tempat menempelkan tiket atau kartu elektronik nantinya, sama sebelum naik KRL yang harus tap kartu elektronik terlebih dahulu.

Sebagian bangunan masih dalam tahap pengerjaan, namun pihak LRT Jakarta sudah mengoperasikam toilet yang bisa digunakan masyarakat selama masa uji coba.

Rasanya Seperti LRT Singapura

Foto: Pradita Utama
Sebanyak 12 atlet squash Indonesia yang bertanding di Asian Games ikut menjajal uji coba light rail transit (LRT) Jakarta. Mereka menjajal dengan rute Stasiun Velodrome menuju Stasiun Kelapa Gading sepanjang 5,8 km.

Para atlet tersebut didampingi langsung oleh Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Squash Indonesia (PB PSI) Alfitra Salam APU. Alfitra mengatakan mereka merasa nyaman menggunakan kereta ringan tersebut.

"Temen temen atlet merasa nyaman, enak, nikmat, kita ingin buru-buru cepat dilaksanakan (beroperasi), jalannya lebih panjang, membuat kita lebih cepat bekerja, mengurangi kemacetan, rasanya tidak sabar," kata Alfitra.

Sementara salah satu atlet squash Indonesia, Yuli, mengatakan LRT Jakarta ini mirip dengan LRT yang ada di Singapura, khususnya dari sisi kenyamanan.

"Kita juga pernah naik LRT Singapura, tidak ada bedanya, karena LRT ini tempat duduknya nyaman banget," kata Yuli.

Bisa Kurangi 5.000 Kendaraan

Foto: Pradita Utama
PT LRT Jakarta memiliki misi khusus dalam mengurangi jumlah kendaraan yang masuk ke jantung kota DKI Jakarta.

Pihak LRT Jakarta mulai dari pertengahan Agustus sampai pertengah September 2018 tengah melakukan uji coba pengoperasian dari Stasiun Velodrome ke Stasiun Kelapa Gading.

Jarak waktu tempuh ruas yang membentang 5,8 kilometer (km) ini dapat ditempuh kurang lebih sekitar 30 menit pulang pergi dengan kecepatan sekitar 40 km per jam.

Direktur Utama LRT Jakarta Allan Tandiono mengatakan Integrasi intermoda LRT Jakarta dengan moda transportasi massal bus, akan mampu meningkatkan ridership LRT hingga 20 ribu penumpang per hari.

"Target awal kami 10 ribu penumpang. Pagi hari bisa naik, dengan kombinasi LRT dan TransJakarta jadi intermoda," ujar Allan di Stasiun Velodrome, Jakarta, Sabtu (1/9/2018).

Dengan adanya LRT Jakarta, diharapkan akan ada pengurangan sekitar 5.000 kendaraan pribadi yang keluar dari kawasan Kelapa Gading, Pulomas, dan Kayu Putih menuju tengah kota Jakarta setiap harinya.

LRT Jakarta sekali jalan meluncurkan 4 unit/gerbong, masing-masing kapasitas 135 orang per unit/gerbong atau nyaman untuk 500 orang per trip.

Halaman 2 dari 5
(hek/zlf)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads