"Bongkar muat general cargo tercatat peningkatan hingga 28% di mana per Agustus 2018 mencapai 2 juta meter kubik, sementara 2017 di angka 1,5 juta meter kubik. Dari sisi tonase meningkat dari 29 juta ton ke 32 juta ton," ujar CEO Pelindo III Ari Askhara, Rabu (12/9/2018).
Tak hanya itu, arus peti kemas kata dia juga meningkat 7% dari tahun 2017 dengan jumlah 3,4 juta TEUs. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan arus peti kemas domestik di Terminal Berlian dan Terminal Teluk Lamong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ari mejelaskan, peningkatan kinerja operasional tersebut juga meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Seperti pada sisi pendapatan dari layanan peti kemas meningkat sebesar 14% dan pada layanan general cargo dibanding tahun sebelumnya (per Agustus 2017) meningkat hingga 27%.
"Dengan pencapaian kinerja dan upaya efisiensi di segala lini yang kami lakukan, walaupun kondisi tekanan nilai tukar rupiah yang mengalami penurunan terhadap dolar AS serta harga minyak dunia yang tinggi hingga Agustus ini, Pelindo III masih berhasil membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp 1,97 triliun," jelas dia.
Kata Ari, angka laba bersih setelah pajak tersebut meningkat 39% dari jangka waktu yang sama tahun lalu (year on year), sebesar Rp 1,41 triliun.
Kinerja Anak Usaha Meningkat
Kinerja keuangan yang meningkat juga dipengaruhi oleh kinerja anak usaha yang semakin membaik. Tak ketinggalan, upaya diversifikasi usaha dan inovasi yang terus dikembangkan oleh Pelindo III mulai berjalan dengan baik.
"Kontribusi anak perusahaan mencapai 50% dari capaian laba korporasi. Ini menunjukkan keberhasilan Pelindo III dalam melakukan transformasi di bidang SDM, operasional, dan diversifikasi usaha melalui sinergi internal maupun sesama BUMN serta dengan pihak swasta di sektor pelabuhan yang semakin solid," tambah Ari.
Pelindo III saat ini terus berkarya sebagai wujud BUMN hadir untuk negeri dengan mengembangkan fasilitas dan layanan yang berkaitan dengan kepariwisataan. Seperi pengembangan Pelabuhan Gilimas di Lombok, Badas di Sumbawa Besar, Waingapu, Banyuwangi, dan tentunya Benoa, Bali.
"Di samping itu, keberhasilan ini juga tidak terlepas dari dukungan Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan yang banyak mendukung dalam kecepatan pengambilan keputusan guna kelancaran kegiatan operasional di lapangan," tutupnya. (ega/hns)











































