Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Arif Budimanta mengatakan, globalisasi merupakan keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Meskipun globalisasi diyakini memberikan dampak positif akan tetapi dampak negatif tidak bisa diabaikan.
"Apabila kita tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan persaingan yang semakin ketat maka akan memperlebar tingkat ketimpangan," ujarnya dalam Simposium Nasional Korps Alumni HMI (KAHMI) di Jakarta, Rabu (12/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya, globalisasi menuntut daya saing yang tinggi dan kompetisi untuk bisa berpartisipasi dalam perekonomian yang lebih luas, sehingga tidak hanya terpusat oleh sekelompok orang saja.
"Dengan peluang dan tantangan yang begitu besar, Indonesia mampu bersaing terlebih kita memiliki penduduk dengan jumlah yang sangat besar," ucap Arif.
Besarnya jumlah penduduk tersebut, terlebih dengan kondisi bonus demografi harus dimanfaatkan. Salah satunya adalah dengan membangun perekonomian yang berbasis rakyat masyarakat.
Ekonomi kerakyatan itu dapat diwujudkan dengan mendorong ekosistem perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan dan perkembangan teknologi.
"Menciptakan ekosistem perekonomian tersebut bisa dimulai dengan mengembangkan keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komparatif tentunya dengan juga memasukkan unsur-unsur globalisasi di dalamnya," ucap Arif.
Dia mencontohkan sebagai negara agraris dan maritim, Indonesia bisa fokus pada sektor pertanian, kelautan, kehutanan, perkebunan, pariwisata, industri kecil dan menengah serta kerajinan rakyat.
Hasil produksi sektor-sektor tersebut nantinya akan didorong untuk dapat bersaing hingga di kancah internasional dengan memanfaatkan kemudahan perdagangan barang saat ini.
"Sekarang digitalisasi sudah menjadi hal yang esensial bagi hampir seluruh kegiatan, termasuk perdagangan. Nah, kita bisa memanfaatkan produk dari globalisasi ini untuk perekonomian rakyat," ucapnya.
Selain fokus terhadap output, pengembangan program dan kebijakan yang dapat mendorong industri, perdagangan dan investasi dalam rangka meningkatkan daya saing global juga menjadi penting.
"Jadi bagaimana menciptakan lapangan kerja yang berkesinambungan dan meningkatnya produktivitas nasional juga menjadi unsur lain untuk dapat memperkuat perekonomian kita," jelas Arif. (idr/ara)