Dari keputusan tersebut banyak terjadi penolakan dan kritikan. Namun, dari kondisi tersebut Enggar mengaku tidak bisa mengambil resiko bila kuota bahan pangan utama yaitu beras stoknya tidak aman.
"Urusan perut nomor satu, jangan sampai kita ambil risiko pada saat rakyat kelaparan. Ini hanya bagaimana kita mengamankan konsumsi utama dari rakyat. Ya kita harus impor," kata dia kepada detikFinance dalam wawancara khusus di, Lantai 24 Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Kamis (13/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yaitu rapat pertama memutuskan kuota impor 500.000 ton. Kemudian rapat kedua memutuskan 500.000 ton kemudian baru dalam rapat ketiga meminta izin 1 juta ton. Sehingga total beras impor yang diizinkan masuk ke Indonesia mencapai 2 juta ton dalam tiga kali rapat koordinasi antar menteri.
"Kalau kita tersedia kita juga nggak harus impor. Seperti yang saya sampaikan, yang paling sederhana adalah berapa stok bulog. Berapa yang ada di Cipinang, sementara yang di Cipinang terus menurun Bulog terus menurun, harga terus naik apa itu yang sebagai indikatornya, maka kita harus impor," jelas dia.
Saksikan juga video 'Blak-blakan Mendag: Impor Beras hingga Garam':
(dna/dna)











































