Soal Impor Beras, Mendag: Rakyat Tak Boleh Kelaparan

Soal Impor Beras, Mendag: Rakyat Tak Boleh Kelaparan

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Jumat, 14 Sep 2018 15:05 WIB
Foto: Muhammad Ridho
Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memutuskan bersama jajaran menteri lainnya untuk mengizinkan kuota impor beras dari beberapa negara tetangga.

Dari keputusan tersebut banyak terjadi penolakan dan kritikan. Namun, dari kondisi tersebut Enggar mengaku tidak bisa mengambil resiko bila kuota bahan pangan utama yaitu beras stoknya tidak aman.

"Urusan perut nomor satu, jangan sampai kita ambil risiko pada saat rakyat kelaparan. Ini hanya bagaimana kita mengamankan konsumsi utama dari rakyat. Ya kita harus impor," kata dia kepada detikFinance dalam wawancara khusus di, Lantai 24 Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Kamis (13/9/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan jika stok tersedia maka Indonesia tidak perlu impor beras. Namun kenyataannya, stok beras di gudang Bulog tidak aman atau di bawah 1 juta ton maka ia bersama beberapa menteri lainnya sepakat untuk menurunkan izin kuota impor beras dalam tiga kali rapat.



Yaitu rapat pertama memutuskan kuota impor 500.000 ton. Kemudian rapat kedua memutuskan 500.000 ton kemudian baru dalam rapat ketiga meminta izin 1 juta ton. Sehingga total beras impor yang diizinkan masuk ke Indonesia mencapai 2 juta ton dalam tiga kali rapat koordinasi antar menteri.

"Kalau kita tersedia kita juga nggak harus impor. Seperti yang saya sampaikan, yang paling sederhana adalah berapa stok bulog. Berapa yang ada di Cipinang, sementara yang di Cipinang terus menurun Bulog terus menurun, harga terus naik apa itu yang sebagai indikatornya, maka kita harus impor," jelas dia.




Saksikan juga video 'Blak-blakan Mendag: Impor Beras hingga Garam':

[Gambas:Video 20detik]

(dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads