Mereka berharap, fasilitas ini bisa menjangkau semua pelaku bisnis logistik agar transaksi layanan jasa kepelabuhan lebih mudah, cepat, dan terkontrol. Harapannya waktu bongkar muat alias dwelling time makin singkat.
"Kami menyambut baik layanan PFS yang ditawarkan IPC, karena akan memudahkan transaksi pembayaran layanan port charges, terutama untuk mempersingkat time entry antrian ketika bongkar muat, terutama di hari libur," papar Managing Director PT Indoline Freight Services, Fitra Sony, dalam keterangannya Minggu (16/9/2018).
Dia menjelaskan, saat ini layanan di pelabuhan memang lebih cepat. Namun hal ini belum bisa dijadikan tolak ukur karena belum terjadi pada saat high season dalam negeri dan musim ekspor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita juga ingin melihat nanti setelah high season. Untuk dalam negeri, sebelum puasa hingga sebelum lebaran merupakan puncak tertinggi, kemudian Natal hingga tahun baru. Kira-kira antara Oktober sampai awal Januari," paparnya.
Jika lancar, kata dia, otomatis nanti akan memperbaiki kinerja jasa logistik secara keseluruhan.
Beban biaya operasional di perusahaan-perusahaan logistik lebih terkontrol dengan sistem ini, dimana akan cashless, mulai dari supir, operasional, dan pembayaran port charges-nya.
"Prinsipnya semua dunia usaha logistik yang berkaitan dengan area pelabuhan senang dan terbantu, meskipun kita agak ketinggalan. Di kawasan ASEAN, seperti Singapore, Malaysia, atau Thailand, fasilitas seperti ini sudah lebih dulu ada," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Nasional Maritime Institute (Namarim), Siswanto Rusdi mengatakan, hadirnya PFS membuat transaksi kepelabuhan semakin baik dan mudah. Namun hal itu tidak terlepas dari kualitas teknologi informasi yang disiapkan pelabuhan.
"Jika kualitas IT baik, maka proses kegiatan dan transaksi yang berhubungan dengan PFS akan baik. Masalah yang ada sekarang adalah terkadang koneksi internet kurang baik maka ini berpotensi jadi kendala," paparnya.
Dia menambahkan, program 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu harus dikoordinasikan dengan birokrasi lain, mengingat kantor-kantor pelayanan publik pemerintah umumnya libur pada Sabtu dan Minggu.
"Ini berpotensi jadi penghambat," ungkapnya.
Meski begitu, katanya, jika PFS berjalan sesuai rencana, hal ini akan membantu operasional dan kegiatan di Pelabuhan Tanjung Priok.
"Jika sudah baik di pelabuhan induk, maka akan menular ke pelabuhan wilayah lainnya."
Siswanto berharap adanya evaluasi bersama, baik di IPC maupun dari pihak pengusaha yang menggunakan fasilitas PFS, agar kinerja IPC semakin baik. (dna/zlf)