Tajir Melintir, #CrazyRichSurabayan Ini Hobi Bagi-bagi Duit

Tajir Melintir, #CrazyRichSurabayan Ini Hobi Bagi-bagi Duit

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 19 Sep 2018 19:26 WIB
Foto: Herianto Batubara
Jakarta - Surabaya kini sedang ramai diperbincangkan di dunia maya. Ada hastag #CrazyRichSurabayan yang isinya membahas tentang kelakuan orang-orang kaya dari kota Pahlawan ini.

Dato Sri Tahir, adalah orang Surabaya yang tajir melintir, namanya masuk dalam 10 daftar orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes tahun 2018. Kekayaanya saat ini tercatat US$ 3,5 miliar atau setara dengan Rp 51,8 triliun (kurs Rp 14.800).

Tahir adalah putra asli Surabaya, Mayapada Group adalah perusahaan miliknya yang sukses sejak puluhan tahun lalu. Perusahaanya memiliki sejumlah unit bidang usaha seperti perbankan, TV berbayar dan media cetak, properti hingga rumah sakit.
Pria ini hobi membagi-bagi uangnya alias dermawan. Ia gemar menyumbangkan harta untuk kemanusiaan. Tak hanya di Indonesia, Tahir juga kerap menyumbangke negara lain, ia sering berkeliling dunia untuk menyalurkan bantuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahir juga pernah memberkan sumbangan dengan bermitra Bill & Melinda Gates Foundation. Ia mengucurkan sebesar US$ 75 juta atau sekitar Rp 997,5 miliar saat itu kurs masih Rp 13.300. Sumbangan ini diberikan untuk The Global Fund dalam melawan TBC, HIV dan Malaria di Indonesia.

Dia menjelaskan, dirinya melakukan hal itu bukan untuk mencari panggung untuk pamer. Menurutnya, berbagi kepada sesama merupakan kebutuhan dasar yang diajari oleh orang tuanya. Dengan memberikan sumbangan miliknya, dia akan terus mengingat masa lalunya yang juga pernah mengalami kesusahan.

"Memberi merupakan cara kami memperkuat diri ketika masih hidup dalam belitan kesusahan. Memberi adalah sumber semangat kami. Dan ketika saya telah berkembang menjadi seorang bankir yang relatif berhasil, tentu saja apa yang beri sepadan dengan apa yang saya miliki," katanya dikutip dari berita detikFinance edisi 20 Maret 2018.
Lebih lanjut Tahir mengaku tak masalah bila orang yang dibantunya juga tak mengenal siapa dirinya. Sebab, memang Tahir mengatakan niatnya dari awal hanya sekadar membantu sesama. Konglomerat ini hanya menginginkan agar bantuan yang diberikannya selama ini dapat bermanfaat bagi orang-orang. (kil/dna)

Hide Ads