Buwas Doyan Bikin 'Ramai' Sejak Kabareskrim hingga Dirut Bulog

Buwas Doyan Bikin 'Ramai' Sejak Kabareskrim hingga Dirut Bulog

Puti Aini Yasmin - detikFinance
Kamis, 20 Sep 2018 12:31 WIB
Dirut Bulog Budi Waseso (Buwas)Foto: Pradita Utama
Jakarta -
Siapa yang tidak tahu Buwas? Pemilik nama lengkap Budi Waseso ini beberapa hari terakhir menyita perhatian publik. Buwas yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama Perum Bulog melontarkan umpatan 'matamu!' kepada Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

Ternyata tak hanya saat menjadi Dirut Bulog, Buwas memang terkenal suka buat situasi menjadi 'ramai' sejak menjadi Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri.

Kala itu, ia banyak melakukan gebrakan. Sejumlah kasus besar ia usut, mulai dari dugaan korupsi kondensat, dugaan korupsi cetak sawah, penimbunan sapi siap potong, dan pengadaan mobile crane di PT Pelindo II (Persero).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, tak sedikit kasus yang dia usut menimbulkan kontroversi. Seperti kasus dugaan arahan memberikan kesaksian palsu oleh Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, kasus Novel Baswedan, hingga dugaan penyelewengan proyek elektronik payment gateway oleh Denny Indrayana.


Namun, ia tak mundur begitu saja. Sebab ia mengaku siap untuk diaudit hasil kerjanya.

"Jadi bisa diaudit, bisa dicek, urut-urutan langkah yang dilakukan oleh penyidik Polri," kata dia kala itu.

Tak berselang lama sejak kontroversi tersebut ramai, Buwas dicopot dari jabatannya dan dimutasi menjadi Kepala Badan Badan Narkotika Nasional (BNN).

Dilantik pada 8 September 2018, Buwas langsung membuat gebrakan lagi. Ia berencana mengubah undang-undang (UU) terkait rehabilitasi pengguna narkoba.

Hal itu tentu tidak sejalan dengan pemikiran mantan Kepala BNN Komjen Anang Iskandar. Menurut Anang, rehabilitasi diperlukan untuk menyelamatkan para pecandu narkotika.

Sementara, Buwas menilai kegiatan rehabilitasi merugikan negara. Untuk itu ia berencana menerapkan hukuman dengan mengubah undang-undang.

"Rehabilitasi merugikan negara dua kali. Coba bayangkan itu direhab pakai duit siapa? Negara kan. Udah duit negara keluar, generasi muda rusak," jelas dia.

"Kami ubah undang-undangnya. Nanti tidak ada memakai-memakai," tegasnya.

Selain itu, ia juga pernah menyebutkan bahwa aturan kelembagaan BNN memiliki kerancuan. Pasalnya, lembaga yang seharusnya berada langsung di bawah presiden malah menjalankan tugas dengan berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian RI.

"Nah, embel-embel dalam pelaksanaan tugasnya, BNN berkoordinasi dengan Kapolri' ini kemudian menimbulkan kerancuan," jelasnya.

Adapun, memasuki masa pensiun, Buwas ditunjuk untuk memimpin Bulog menggantikan Djarot Kusumayakti. Ia menangani impor beras yang saat ini sedang dilaksanakan oleh Bulog.

Dalam pelaksanaannya, beras yang diimpor dinilai terlalu banyak sehingga membuat gudang terisi penuh dan Bulog mesti menggelontorkan Rp 45 miliar demi menyewa gudang milik TNI.
Ia juga minta dibantu oleh Kementerian Perdagangan agar dicarikan gudang yang bisa dibuat untuk menyimpan beras.

Namun ternyata, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan persoalan gudang penuh bukan urusannya. Sebab hal tersebut telah disepakati di dalam rapat koordinasi bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Mendengar hal itu, Buwas langsung naik pitam dan mengeluarkan umpatan 'matamu!' dalam konferensi pers yang dilakukan di Perum Bulog, Rabu (19/9/2018).

"Saya bingung ini berpikir negara atau bukan. Coba kita berkoordinasi itu samakan pendapat, jadi kalau keluhkan fakta gudang saya bahkan menyewa gudang itu kan cost tambahan. Kalau ada yang jawab soal Bulog sewa gudang bukan urusan kita, matamu! Itu kita kan sama-sama negara," terang dia.


Saksikan juga video 'Mendag Sebut Gudang Bulog Penuh Bukan Urusannya, Buwas: Matamu!':


(ara/ara)

Hide Ads