Menurut Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh pada dasarnya Bulog memiliki gudang dengan kapasitas sekitar 4 juta ton. Sekitar 400 ibu ton di antaranya tengah dalam perbaikan dan juga dikomersilkan. Sementara, kapasitas efektif yang dapat digunakan untuk menyimpan beras mencapai 3,6 juta ton.
Dengan membandingkan antara kapasitas efektif sebesar 3,6 juta ton dan jumlah ketersediaan beras baik dari impor maupun serapan beras petani yang sebesar 2,7 juta ton, maka artinya gudang Bulog bisa diisi beras 1,1 juta ton lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tri Wahyudi mengatakan, kapasitas gudang sengaja dikosongkan 1,1 juta ton untuk berjaga-jaga bila panen raya terjadi Bulog tetap bisa menyerap beras petani. Ia menjelaskan, Bulog memang secarar rutin menyerap beras setiap hari sebesar 4.000 hingga 5.000 ton per hari.
Sebab, bila saat panen seluruh gudang telah terisi penuh beras dari pengadaan impor, Bulog khawatir tidak dapat menyerap beras dalam negeri.
"1,1 juta ton itu dipersiapkan untuk panen dan sekarang sudah ada masuk pengadaan dalam negeri seharinya 4.000 sampai 5.000 ton kan. Jadi namanya Bulog, posisi betul gudang kita penuh pengadaan dalam negeri," jelas dia kepada detikFinance, Kamis (20/9/2018).
Adapun, gudang Bulog pada dasarnya ada sebanyak 4 juta ton. Namun hanya bisa digunakan sebanyak 3,6 juta ton karena sebagian dikomersilkan dan disiapkan untuk panen.
"Jadi secara administrasi memang betul 4 juta ton. Tapi kapasitas yang bisa dipakai itu 3,6 juta ton. Sisanya, 400 ribu itu ada yang diperbaiki, ada juga yang dikomersilkan dan ada juga yang disiapkan untuk penyerapan saat panen," ujarnya.
Sementara itu, persoalan gudang penuh ini membuat Bulog memutuskan untuk menyewa gudang milik TNI dengan menggelontorkan dana sebesar Rp 45 miliar. (dna/dna)