Pemerintah AS yang dipimpin Presiden Donald Trump memutuskan untuk menetapkan bea masuk baru sebesar 10% untuk produk-produk asal China yang nilainya mencapai US$ 200 miliar. Produk itu mencakup ribuan produk mulai dari penyedap makanan, sarung tangan baseball, hingga suku cadang mesin industri.
Serangan itu kemudian di balas oleh pemerintah China dengan mengenakan bea masuk baru sekitar 5-10% untuk barang dari AS seperti daging, bahan kimia, pakaian hingga suku cadang mobil yang nilainya mencapai US$ 60 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut saya bapak presiden ini bilang, 'Hei, jadi begini, kalian tidak akan bisa meraup banyak untung lagi dari China seperti dulu. Masa-masa itu sudah berakhir'," kata Kramer seperti dikutip dari CNBC, Selasa (25/9/2018).
"Bapak presiden tidak peka terhadap perusahaan-perusahaan (AS) yang banyak menghasilkan uang berdagang dengan China," katanya.
Saat ini banyak perusahaan asal Negeri Paman Sam yang produknya diproduksi di China, salah satunya adalah Apple Inc. Bea masuk yang lebih tinggi akan membuat harga produk Apple menjadi lebih mahal ketika masuk ke AS.
Perusahaan seperti Apple ini punya beberapa pilihan, menaikkan harga untuk menutup bea masuk yang tinggi, atau harga dibiarkan tetap dan bea masuk itu ditanggung oleh perusahaan.
Saksikan juga video 'Ancaman Perang Dagang AS, Jokowi Siapkan Strategi':
(ang/dna)