Menlansir CNBC, Jumat (5/10/2018), inflasi negara yang dipimpin Tayyip Erdogan ini mengalami kenaikan 6,3% dari bulan sebelumnya menjadi 25%.
Angka inflasi pada September 2018 ini juga jauh melampaui ekspektasi dan menjadi dampak terdalam dari krisis mata uang yang tengah terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bank sentral akan perlu bereaksi terhadap ini," kata Inan Demir, ekonom senior emerging market di Nomura.
"Ini bukan sesuatu yang bisa diabaikan dan mereka harus mendaki pada pertemuan berikutnya," sambung dia.
Inflasi Turki yang meroket hampir 25% juga mengalami kenaikan hampir 17,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Angka-angka itu membuat target inflasi bank sentral 5% lebih jauh di luar jangkauan.
Baca juga: Bisakah Amukan Dolar AS Mereda? |