Gandeng Praktisi, Kementan Buktikan Panganan Lokal Baik Bagi Tubuh

Gandeng Praktisi, Kementan Buktikan Panganan Lokal Baik Bagi Tubuh

Robi Setiawan - detikFinance
Senin, 08 Okt 2018 17:09 WIB
Foto: Dok Kementan
Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng praktisi kesehatan untuk membuktikan pangan lokal baik bagi tubuh. Adapun upayanya yaitu dengan melakukan sosialisasi keunggulan pangan lokal yang digelar di Pura Besakih, Bali.

Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi mengatakan program konsumsi pangan lokal dan cintai produk petani ini dipastikan lebih banyak menjangkau banyak kalangan. Program ini konkrit, bisa langsung ditunjukkan perubahan stamina sebelum dan sesudah mengonsumsi.

"Manfaatnya sangat luas baik pada sisi sistem produksi, intermediat, dan sisi konsumsi. Kesadaran hidup sehat meningkat. Melalui turis, nantinya Dunia akan mengetahui keunggulan pangan lokal kita sebagai warisan budaya nenek moyang," ujar Suwandi dalam keterangan tertulis, Minggu (7/10/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sementara itu, praktisi kesehatan, dr. Hanson menjelaskan bahwa tubuh manusia sudah mengetahui seperti apa makanan dan minuman yang baik. Walau demikian, baginya pangan lokal seperti kopi, kedelai, kentang, dan lainnya dapat meningkatkan dan mengembalikan stamina tubuh.

Dirinya pun mengungkapkan, dalam konteks kesehatan holistik, semua hal baik bagi tubuh adalah semua hal yang bermanfaat membantu tubuh membangkitkan kembali potensi tubuh sesuai fitrah manusia. Jadi bukan hanya untuk sehat, tapi juga untuk meningkatkan potensi dalam bekerja bahkan penampilan.

"Semua hal termasuk makanan, minuman, harus tepat penggunaannya. Makanan dan minuman baik sesungguhnya yang ideal dibutuhkan tubuh saat itu. Bukan hanya kualitas dan jenisnya, tapi juga jumlah/kuantitas harus pas. Harus tepat," jelas dr. Hanson.

Lebih lanjut menurutnya tubuh manusia memiliki kecerdasan alami atau body intelligence untuk tahu apa yang baik bagi tubuh dengan tepat. Body Intelligence dan nutrisi saling berhubungan. Makanan dan minuman yang baik meningkatkan potensi tubuh hingga mampu membangkitkan kembali body intelligence untuk optimalnya potensi tubuh dan otak.

"Saat body intelligence tubuh aktif kembali tubuh jadi punya kemampuan untuk mengembalikan stamina dalam hitungan detik, sehingga hasil yang didapat adalah tidak capai dan itu adalah tanda awal dari pulihnya seluruh potensi sejati diri," ujar dr. Hanson.

Body intelligence yang optimal akan membantu manusia memilih hanya makanan dan minuman yang baik, yang nyaman bagi tubuh. Saat manusia makan atau minum yang tidak baik bagi tubuh, manusia menjadi tidak koheren.

"Dan kalau makan sesuai kebutuhan tubuh yang dapat diketahui melalui body intelligence, tubuh akan koheren," jelasnya.

Prinsipnya makan dan minum bertujuan untuk perkuat organ vital, minimal tidak melemahkan. Pertama, biogenik, bermanfaat meningkatkan potensi tubuh. Kedua, biostatik, manfaatnya tidak melemahkan tubuh. Ketiga biosidik dapat melemahkan, jangan makan atau minum.

"Jadi sebaiknya carilah makanan dan minuman yang biogenik, minimal biostatik. Kalau tubuh sudah kuat, kita bisa lebih bebas memilih makanan karena organ-organ kita akan cukup kuat menahan dampak makanan minuman yang buruk dan mampu optimal dalam membuang racun," ungkapnya.

Menurut dr. Hanson, beberapa makanan minuman yang perlu dicoba yakni pangan lokal berupa kopi dan kedelai unggul dan telah diproses khusus yang diperkenalkan Kementan melalui program Viva Republik Indonesia. Ternyata saat dites dengan prinsip body intelligence, bukan hanya mampu menguatkan hasil tes banyak organ utama, bahkan seperti ginseng tua kualitas bagus, ternyata keduanya tidak melemahkan hasil tes organ vital apapun.

"Uji kinesiologi tentang kehebatan pangan lokal ini juga dapat dijadikan salah satu atraksi daya tarik wisatawan asing di wilayah Pura Besakih dan Pura Lempuyang di Karangasem. Para wisatawan dikenalkan dengan mencicipi pangan lokal dan dilatih teknik yang sesuai prinsip Body Intelligence, ternyata saat dites mengalami lonjakan stamina yang signifikan dalam waktu singkat," katanya.

"Mereka langsung mampu naik turun tangga dengan semakin terasa ringan, kaki tidak pegal, ada dorongan dan tidak lelah. Bahkan malam harinya saat tidur pulas dan bangun tidur terasa enteng, enak di badan," tambahnya.

Dirinya pun mengungkapkan bahwa bukan hanya kopi dan kedelai saja, ternyata beragam tanaman pangan, buah, sayur, kentang, cabai, serta hasil perkebunan yang tumbuh di Indonesia memiliki kualitas unik, sehingga mampu bersaing dibanding negara lain. Secara tidak langsung, menurutnya ada korelasi antara kualitas tanaman dengan budaya masyarakat sekitar.

Lebih lanjut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem I Wayan Supandi mengatakan program pangan lokal ini akan ditindaklanjuti melalui dukungan program produksi pangan lokal. Pasalnya, ini merupakan terobosan baru untuk meningkatkan kualitas dan kecintaan masyarakat terhadap pangan lokal.

"Tadi semua peserta penasaran, heboh, kaget, ternyata pangan kita hebat, dipraktekkan berjalan keliling Pura Besakih enteng dan bertenaga. Kami tindaklanjuti karena manfaatnya luar biasa, pangan lokal menjadi diminati, wisatawan akan banyak datang, butuh sehat mencari pangan kita, produk petani menjadi laku, ekonomi lokal tumbuh, ujar Supandi.


Pelatihan yang dilakukan dengan teknik sesuai prinsip Body Intelligence diterapkan terhadap peserta yang hadir di Pura Besakih, Karangasem. Didemokan dr. Hanson, dengan teknik khusus untuk bertanya pada tubuh, tubuh ternyata mampu memilih pangan lokal sebagai makanan yang cocok dan baik melalui respon otot.

Sebagai informasi, kegiatan ini dihadiri oleh Suwandi, dr. Hanson, Jajaran SKPD Kabupaten Karangasem, Dinas Pertanian Provinsi Bali, asosiasi dan pengelola usaha wisata, tour guide, pelaku usaha pangan lokal, tokoh adat, dan petani. (ega/dna)

Hide Ads