Sri Mulyani bilang, hasil survei tersebut menyarankan pemerintah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat untuk pertumbuhan secara berkelanjutan, dan membuat pariwisata dalam rangka mempromosikan keberlangsungan pembangunan daerah.
"Saya sangat senang bahwa pandangan umum OECD terhadap ekonomi Indonesia sangat positif dan sangat menginspirasi," kata Sri Mulyani di Sofitel Hotel Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Saran OECD Agar Ekonomi RI Tangguh |
Survei ini menurut Sri Mulyani, menekankan agar pemerintah harus menaikkan pendapatan, memperkuat para milenial sebagai aset pembangunan yang belum termanfaatkan, serta memperkuat sektor pariwisata.
Menanggapi tiga hal itu, pemerintah telah mempersiapkan beberapa upaya antara lain, pemerintah mentargetkan peningkatan pemasukan pajak 16,4% pada 2019, kemudian sejumlah program peningkatan kapasitas pemuda seperti pendidikan anak usia dini dan akses terhadap sertifikasi guru dan dana operasional sekolah.
Sedangkan untuk pariwisata, Presiden Jokowi memberi perhatian khusus dan telah mengalokasikan dana khusus untuk mendukung pariwisata, serta terus melakukan pendekatan holistik sesuai dengan strategi nasional pariwisata.
Kemitraan dengan OECD ini adalah kesempatan untuk membagi pengalaman secara dua arah mengenai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
"Pengalaman pembangunan segenap negara maju OECD banyak lessons learned yang bisa digali untuk Indonesia, kita bisa ambil pengalaman mereka yang evidence based bisa digali," tambah dia.
Sri Mulyani juga mengatakan bahwa, Indonesia menjalin kerjasama dengan OECD karena sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia yang senang belajar dan senang berbagi pengalaman.
Kerjasama Indonesia dan OECD meliputi area kebijakan ekonomi dan pembangunan yang meliputi administrasi dan kepatuhan perpajakan, pembangunan infrastruktur, perlindungan lingkungan, pengembangan UKM, perlindungan sosial, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyatakan bahwa hal yang patut diperhatikan dalam hasil survei ekonomi Indonesia oleh OECD 2018 adalah keadaan ekonomi Indonesia menunjukkan hasil pertumbuhan positif meski sedang mengalami tekanan penurunan ekonomi global.
Pada kesempatan yang sama Sekertaris Jenderal OECD Angel Gurria mengatakan bahwa tingkat kepercayaan (confidence level) kepada pemerintah Indonesia lebih tinggi daripada semua negara-negara OECD.
Baca juga: OECD Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,2% Tahun Ini |
Survei ekonomi Indonesia oleh OECD dilakukan secara berkala setiap dua tahun sejak 2008. Survei tahun 2018 ini juga menandai peringatan 10 tahun kolaborasi pemerintah Indonesia dengan OECD dalam program ini.
Survei OECD menyoroti perkembangan terkini dan juga tantangan yang dihadapi negara untuk terus maju. Hasil survei memprediksi pertumbuhan Indonesia 5,2 persen tahun ini dan 5,3 persen di 2019, dan juga memaparkan agenda untuk membuat ketahan ekonomi semakin kuat dan semakin inklusif.
"Ekonomi Indonesia semakin berkembang sehat dan bonus demografi akan semakin mempercepat pertumbuhan tahun depan. Hal ini ditopang oleh tingkat kepercayaan (confidence level) kepada pemerintah Indonesia lebih tinggi daripada semua negara-negara OECD. Hasil temuan survei ini bisa menjadi basis untuk kerjasama ke depan dalam konteks OECD-Indonesia Joint Work Program,"kata Gurria.
Namun menurutnya adalah bagaimana menciptakan kondisi yang dapat menjamin generasi mendatang mendapatkan kesempatan hidup yang lebih baik, untuk itu infrastruktur, edukasi, kesehatan dan kualitas kerja masih menjadi tantangan yang harus diselesaikan untukk memastikan pertumbuhan Indonesian berkelanjutan dan inklusif.
Tonton juga 'Dolar AS Nyaris Rp 15.300, Ini Kata Sri Mulyani':
(hek/dna)