Masih Tinggi, Harga Jagung untuk Pakan Bisa Turun?

Masih Tinggi, Harga Jagung untuk Pakan Bisa Turun?

Trio Hamdani - detikFinance
Minggu, 21 Okt 2018 14:42 WIB
Foto: Rachman Haryanto.
Jakarta - Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko, optimistis harga jagung pakan tak lama lagi akan segera turun. Kesimpulan ini ia dapatkan setelah melihat langsung banyak ladang jagung yang belum dipanen.

"Saat saya menyusuri Surabaya sampai Blitar, banyak kebun jagung tetapi belum panen", ujar Moeldoko usai acara Guyub Panen Nusantara di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Kamis (18/10/2018).
Butuh beberapa waktu, begitu memasuki masa panen raya, harga jagung dipastikan kembali normal.

"Kalau kami lihat di lapangan, semuanya masih perlu kira-kira seminggu atau 2 minggu lagi (untuk panen). Saya yakin ketika nanti sudah panen, harganya akan secara otomatis turun," katanya.

Harga jagung saat ini melambung hingga menembus angka Rp 5.000 per kg, melampaui harga normal di kisaran Rp 3.000 - Rp 4.000 per kg. Permendag No.58/2018 tentang harga acuan menyebutkan, bahwa harga acuan jagung di tingkat konsumen adalah Rp 4.000 per kg.


Tingginya harga jagung membuat peternak ayam layer (petelur) mandiri merugi. Di beberapa sentra peternak meminta pemerintah turun tangan mengatasi tingginya harga jagung.

Di Blitar Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten dan Direktorat Jenderal (Ditjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), mengambil langkah taktis membantu mencarikan jagung pakan.

Dirjen PKH I Ketut Diarmita juga menghimbau para perusahaan pabrik pakan ternak (feedmill) membantu para peternak mandiri mendapatkan jagung dengan harga terjangkau, yaitu Rp. 4.500-4.600 per kg dari harga pasar saat ini sebesar Rp. 5.000-5.200.

"Sehingga ada subsidi Rp. 500 - 600 per kg. Subsidi ini kan bisa disisihkan dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan pabrik feedmill," ucap I Ketut.

Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian ( Kementan ) Sumardjo Gatot Irianto menolak anggapan bahwa kenaikan harga tersebut imbas dari pasokan jagung yang menurun di pasaran. Menurutnya stok jagung dari petani yang siap dilepas ke pasaran sudah mencukupi.

"Jombang, Bojonegoro, Lamongan, Tuban, panen [jagung] semua", kata Sumardjo saat ditemui di acara Guyub Panen Nusantara. Acara ini merupakan panen raya jagung di Desa Mejono, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri yang diselenggarakan perusahaan bibit dan perdagangan jagung bersama HKTI.


Panen berlangsung di area seluas 42,8 ha, yang merupakan lahan dari kelompok tani Tani Mapan asal desa setempat. Total luas panen jagung di Kabupaten Kediri pada Oktober 2018 mencapai lebih dari 15.347 ha. Di seluruh Jawa Timur, luas panen jagung mencapai 104.000 hektare pada Oktober 2018.

Soal harga tinggi Gatot justru menyebut ada yang "menggoreng" isu pakan ternak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jagung ada, kalau sekarang harga mahal, lalu yang mengatur harga itu siapa?" katanya. (das/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads