Capaian positif itu salah satunya ialah turunnya angka kemiskinan yang mencapai satu digit alias di bawah 10%. Raihan itu pertama kalinya dicapai Indonesia.
Meski positif, Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto justru berkata lain. Prabowo menyebut 99% masyarakat Indonesia hidup pas-pasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tingkat Kemiskinan Indonesia Pertama Kali di Bawah 10%
Foto: Agung Pambudhy
|
"Untuk pertama kali kemiskinan satu digit 9,82%," katanya di dalam acara 4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla di Auditorium Gedung Kementerian Sekretariat Negara Jakarta, Selasa (23/10/2018).
Moeldoko melanjutkan, sejalan dengan itu pengangguran di Indonesia juga turun. Saat ini, pengangguran di Indonesia tercatat 5,13%.
Moeldoko mengatakan, selama 4 tahun pemerintahan Jokowi-JK perekonomian dikelola dengan baik dan penuh kehatian-hatian. Buktinya, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 5% di tengah banyaknya tantangan.
Selain itu, inflasi terjaga rendah sehingga menjaga daya beli masyarakat.
"Harga terkendali inflasi turun dari 2014 menjadi 2,88% di September 2018," tutupnya.
Jokowi Bikin 8,7 Juta Lapangan Kerja
Foto: Agung Pambudhy
|
Pertumbuhan ekonomi itu dibarengi dengan terbukanya lapangan kerja. Jokowi sendiri menjanjikan 10 juta lapangan kerja dalam 5 tahun.
Sementara, di 4 tahun ini lapangan kerja yang tercipta telah mencapai 8,7 juta. Dia berharap, target Jokowi itu tercapai.
"Presiden 5 tahun menjanjikan lapangan kerja terserap 10 juta sekarang 8,7 juta. Kita berharap 10 juta terlampaui," katanya.
Prabowo Sebut 99% Orang Indonesia Hidup Pas-pasan
Foto: Agung Pambudhy
|
Hal itu diungkapkan Prabowo saat bertemu relawan emak-emak di Denpasar, Bali. Dia juga mengatakan data itu merupakan milik Bank Dunia (World Bank) dan lembaga internasional lainnya.
"Hasil ini adalah data, fakta yang diakui oleh Bank Dunia, oleh lembaga-lembaga internasional yang nikmati kekayaan Indonesia kurang dari 1 persen. Yang 99% mengalami hidup yang sangat pas-pasan, bahkan sangat sulit," sebut Prabowo.
detikFinance menelusuri data terbaru yang disajikan pada situs World Bank. Dari data yang berupa curva itu menunjukkan bahwa rasio jumlah masyarakat miskin pada garis kemiskinan nasional di 2017 adalah 10,6% dari PDB.
Rasio jumlah masyarakat miskin Indonesia menurut data Bank Dunia paling tinggi terjadi saat 1999 yaitu mencapai 23,4% terhadap PDB. Setelah itu cenderung menurun hingga 16% terhadap PDB pada 2005.
Namun pada 2006 rasio jumlah masyarakat miskin Indonesia kembali naik menjadi 17,8% terhadap PDB. Setelah itu rasio jumlah masyarakat miskin Indonesia terus menurun.
Dalam data itu menjelaskan bahwa tingkat kemiskinan nasional yang disajikan adalah persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional. Estimasi nasional didasarkan pada estimasi subkelompok bertolak-ukur populasi dan survei rumah tangga.
Kategori Orang Miskin Versi BPS
Foto: Agung Pambudhy
|
Menurut BPS, selama periode September 2017 hingga Maret 2018, garis kemiskinan RI yang menjadi batas, naik 3,63%. Pada September 2017 batas garis kemiskinan yang digunakan BPS adalah pendapatan Rp 367.160 per kapita per bulan, lalu pada Maret 2018 naik menjadi Rp 401.220 per kapita per bulan.
Direktur Statistik Ketahanan Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Harmawanti Marhaeni menjelaskan, yang dimaksud dengan batas garis kemiskinan itu adalah penghitungan pengeluaran masyarakat per bulannya.
"Rp 401.220 itu batas seseorang dianggap miskin jika pengeluarannya per bulan di bawah sebesar itu. Jika pengeluaran seseorang per bulan di atas itu berarti dia dikategorikan tidak miskin. Di bawah itu dikategorikan miskin," terangnya kepada detikFinance, Selasa (23/10/2018).
Jika dibagi dalam perannya, paling besar yang menyumbang dalam penentuan garis kemiskinan adalah komoditas makanan yakni 73,48%. Sementara peran untuk garis kemiskinan dari komoditas bukan makanan adalah 26,52%.
Halaman 2 dari 5