"Para investor Jepang siap menampung lulusan pendidikan dan pelatihan Indonesia untuk bekerja di bisnis mereka di Indonesia," kata Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri dalam keterangan tertulis, Rabu (24/10/2018).
Baca juga: Batas Kemiskinan Jauh di Bawah Upah Minimum |
Saat menerima Gubernur Saitama Prefecture Jepang, Hanif mengatakan pemerintah akan menindaklanjuti minat ini dengan program pemagangan bagi lulusan Balai Latihan Kerja (BLK) di perusahaan Jepang dan juga mengirim perawat lansia ke Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu dirinya mengungkapkan Kementerian Tenaga Kerja berencana akan membangun pusat pelatihan perawat lansia.
"Nantinya pekerja terampil perawat lansia tidak hanya untuk Jepang, tapi untuk Amerika dan Kanada juga, karena permintaan dari negara-negara tersebut juga tinggi," tuturnya.
Beberapa negara maju sedang mengalami kondisi penduduk usia lanjut jumlahnya lebih banyak, jadi menurutnya membangun pusat perawat lansia adalah langkah yang bagus.
Selain tenaga terampil perawat lansia, Hanif pun menjelaskan bahwa para insinyur Indonesia juga diakui kemampuannya oleh Jepang.
"Ada sekitar 30 insinyur Indonesia yang menempati jabatan setingkat manager di perusahaan Jepang," katanya.
Menurut Hanif para tenaga kerja Jepang yang bekerja di Indonesia melakukan transfer ilmu dengan sangat baik. Sehingga jumlah tenaga kerja Jepang yang berada di Indonesia jumlahnya sedikit karena sudah dilakukan transfer ilmu.
"Ide kita kan kalau menerima tenaga kerja asing harus melakukan transfer ilmu, dan itu dilakukan oleh Jepang. Itu sangat bagus," pungkas Hanif. (mul/mpr)











































