Terlepas dari itu, berbicara mengenai Lion Air tak bisa dilepaskan dari sosok sang pendiri, Rusdi Kirana. Berkat tangan dinginnya, Lion Air menjadi maskapai yang terhitung cepat berkembang.
Berdasarkan catatan detikFinance, sejak berdiri tahun 1999, Lion Air tumbuh berkembang dan mampu membeli ratusan pesawat hingga saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lion Air dibangun Rusdi bersama saudara kandungnya Kusnan Kirana di akhir 1999. Pada tahap awal, Lion Air dibangun dengan satu pesawat saja.
Dunia penerbangan mungkin jauh dari rekam jejak Rusdi sebelumnya. Rusdi sendiri merintis karir sebagai salesman mesin ketik bermerek 'brother'. Saat itu Rusdi hanya berpenghasilan US$ 10 atau Rp 120.000 per bulannya.
Seiring berjalannya waktu, Lion Air terus berkembang. Rusdi sempat menghebohkan dunia penerbangan internasional pada 2011 dan 2013 lalu. Sebab, Lion Group meneken kontrak pembelian 234 pesawat Airbus senilai US$ 24 miliar yang disaksikan langsung Presiden Prancis FranΓ§ois Hollande.
Bukan pertama kali Rusdi bikin heboh dunia penerbangan. Sebelumnya, Lion Air dan Boeing memfinalisasi rekor pembelian 230 pesawat 737 senilai US$ 22,4 miliar di depan Presiden Barack Obama.
Rusdi tidak hanya bikin heboh karena rekor pembelian pesawat. Dia menyita perhatian dunia penerbangan karena sempat 'ngamuk' ketika maskapai penerbangan Indonesia di-black list tak bisa terbang ke Eropa. Rusdi mengatakan ini tidak adil.
Karir bisnis Rusdi juga sejalan dengan karir politiknya. Di politik, dia sempat menjadi Wakil Ketua Umum di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Sementara di masa Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rusdi juga pernah menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Tonton juga 'Deretan Orang Terkaya di Indonesia, 3 di Antaranya Berusia 40-an':
(zlf/zlf)











































