Jakarta -
Pemerintah akan mengimpor jagung untuk pakan ternak hingga akhir tahun. Jumlah jagung yang bakal diimpor sekitar 50 ribu hingga 100 ribu ton.
Hal tersebut diketahui setelah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menggelar rapat koordinasi kemarin, Jumat (2/11/2018). Rapat itu dihadiri Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, dan beberapa pejabat lain.
Menurut Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, rekomendasi impor jagung dari Menteri Pertanian, Amran Sulaiman
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya jadi jagung itu harganya kan naik, padahal itu diperlukan, dan Menteri Pertanian mengusulkan kita impor dan perlu cepat," kata Darmin di kantornya, Jakarta, Jumat (2/11/2018).
Impor jagung ini ditujukan untuk pengusaha kecil dan menengah yang beternak ayam petelur.
"Perusahaan peternakan kecil menengah, peternakan telur bukan pedaging. Kalau pedaging hasil industri. Kalau telur bikin sendiri," jelasnya.
Berikut penjelasan lengkap seputar impor jagung yang dirangkum detikFinance dari hasil rapat koordinasi di kantor Menko Perekonomian, Jumat (2/11/2018)
Jumlah jagung yang akan diimpor sekitar 50 ribu hingga 100 ribu ton. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian Ketut Diarmita mengatakan, impor akan dilakukan secepatnya.
"50 ribu-100 ribu ton. (Tahun ini?) Sekarang ini, secepatnya, makin cepat makin baik," kata Ketut usai rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Jumat (2/11/2018).
Untuk impor ini, Kementerian BUMN akan memberikan penugasan kepada Perum Bulog. Bulog, kata Ketut, yang mengeksekusi impor tersebut.
"Artinya Bulog ditugaskan Menteri BUMN sudah seperti itu aturannya," terang Ketut.
Ketut menambahkan impor dilakukan karena harga jagung tinggi. "Jagung kan mahal nih, supaya biar terjangkau misalnya harganya sampai Rp 4.000 per kg kan sesuai HPP maka diintervensi," ujarnya.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, di rapat koordinasi, pemerintah membahas upaya untuk menjaga untuk inflasi. Terkait jagung, Amran bilang harganya naik karena ada pergeseran di mana perusahaan biasanya mengimpor gandum untuk ternak, kini membeli jagung dari petani.
"Jagung harus jaga, khususnya untuk peternak, sekarang memang ada pergeseran karena ada biasanya kita impor gandum untuk ternak, sampai hari ini nggak ada. Ada pergeseran perusahaan-perusahaan tertentu membeli jagung ke petani. Sehingga, harga naik. Insya Allah dalam waktu dekat kita atasi. Kemudian kita tahu masalah jagung dulu kita impor 3,5 juta ton, hari ini ekspor 370 ribu ton sampai hari ini," kata Amran.
Amran tak menyinggung masalah impor untuk memenuhi kebutuhan peternak. Dia hanya mengatakan akan mencarikan jagung untuk memenuhi kebutuhan peternak.
"Peternak sudah siapkan carikan jagung bagaimana caranya peternak kecil kita harus perhatikan mereka," ujarnya.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso enggan berkomentar terkait hasil rapat. Saat ditanya awak media, pria yang akrab disapa Buwas mengatakan, hasil rapat akan disampaikan Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Darmin Nasution.
"Hanya bicara menyikapi kebutuhan jagung petani itu saja. Itu jadi satu saja (Menko), sudah kesepakatan," ujar Buwas.
Senada, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita juga enggan berkomentar soal hasil rapat. Dia bilang, hasil rapat akan disampaikan Menko Perekonomian Darmin Nasution.
"Saya dilarang bicara karena sudah dibicarakan Pak Menko," tutupnya.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution buka suara soal impor jagung untuk pakan ternak. Hingga akhir tahun ini pemerintah membuka impor 100 ribu ton.
Darmin mengatakan impor dilakukan karena harga jagung naik. Menurut Darmin, impor jagung merupakan rekomendasi dari Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman.
"Ya jadi jagung itu harganya kan naik, padahal itu diperlukan, dan Menteri Pertanian mengusulkan kita impor dan perlu cepat," kata Darmin.
Dia mengatakan, jagung ini ditujukan untuk pengusaha kecil dan menengah yang beternak ayam petelur.
"Perusahaan peternakan kecil menengah, peternakan telur bukan pedaging. Kalau pedaging hasil industri. Kalau telur bikin sendiri," jelasnya.
Darmin belum sempat memaparkan produksi dan konsumsi jagung saat ini. Yang pasti, impor yang dilakukan mencapai 100 ribu ton.
Perum Bulog nantinya yang akan melakukan impor dan mengatur dari mana negara pasokan jagung impor tersebut.
"Biar Bulog saja yang nyari, secepatnya tapi Bulog yang akan melakukan ini, 100 ribu ton," kata Darmin.
Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, impor jagung akan dilakukan oleh Perum Bulog. Bulog juga akan menentukan negara pemasok jagung tersebut.
"Nggak diatur, biar Bulog aja yang nyari," kata Darmin di Kantor Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Jumat (2/11/2018).
Darmin tak menyebut kapan jagung impor itu tiba di Indonesia. Yang jelas, jagung itu akan didatangkan secepatnya.
"Secepatnya tapi Bulog yang akan melakukan ini. 100 ribu ton," kata dia.
Dia mengatakan, impor dilakukan karena harga jagung naik, dan keputusan impor itu merupakan rekomendasi dari Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
"Ya jadi jagung itu harganya kan naik. Padahal itu diperlukan, dan Menteri Pertanian mengusulkan kita impor," tutup Darmin
Halaman Selanjutnya
Halaman