"Dalam 5 tahun, kami mempunyai visi Jawa Barat sebagai destinasi pariwisata utama. Karena kami menemukan model ekonomi baru bagi milenial, namanya ekonomi selfie. Bukan bisa menikmati pemandangannya, tapi makanannya, juga banyak spot yang instagramable, sehingga bisa di-posting di sosial media, dapat likes dan mereka bisa pulang setelah itu. Dan mereka akan bayar untuk itu," katanya di Nusa Dua Bali Convention Centre, Bali, Rabu (7/11/2018).
Dengan ekonomi selfie, pria yang akrab disapa Kang Emil tersebut mengatakan setiap desa di Jawa Barat berpotensi mendapatkan pemasukan US$ 50.000 atau sekitar Rp 750 juta setiap tahunnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wilayah Jawa Barat yang tak kalah dengan Bali menurutnya menjadi potensi yang bisa digali untuk bisa lebih populer ke depan.
"Jawa barat sebenarnya secantik Bali, tapi tidak sepopuler Bali. Makanya visi saya dalam 5 tahun ke depan mau memopulerkan Jawa Barat karena ke manapun Anda pergi itu banyak 'Ubud' dengan skala yang lebih besar," ujarnya sambil diiringi tawa.
Dia juga bercerita, bagaimana pengalamannya membangun Bandung saat menjadi wali kota. Jawa Barat menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang memiliki peraturan daerah tentang ekonomi kreatif.
"Saya membangun rumah kreatif di Bandung, Anda bisa membuat film di sana, studio musik gratis. Sekarang sebagai gubernur yang membawahi 26 kota, saya juga akan membangun 26 bangunan yang sama di tiap kota," ungkapnya. (eds/ara)











































