Pada kesempatan ini Presiden didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia dan AS membahas kerja sama dalam tiga bidang. Pertama, kerja sama dalam membangun masyarakat yang majemuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal kedua yang dibicarakan Jokowi dan Wapres Mike Pence adalah kerja sama ekonomi. Jokowi menekankan bahwa di bidang perdagangan, Indonesia dan AS tidak saling berkompetisi dan bisa saling melengkapi. Oleh karena itu, hubungan perdagangan kedua negara diyakini Jokowi akan saling menguntungkan.
"Dalam konteks ini, Presiden mengharapkan agar Amerika masih dapat terus memberikan fasilitas GSP (Generalized System of Preference) bagi Indonesia karena fasilitas GSP ini sangat bermanfaat bukan hanya bagi Indonesia tapi juga untuk Amerika. Presiden menekankan bahwa kalau kita memakai pendekatan zero sum, maka justru akan membuat situasi yang lebih buruk," sambung Retno.
Selanjutnya Jokowi menyampaikan kerja sama untuk menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan, antara lain adalah kolaborasi untuk pengembangan Indo Pasifik. Terkait hal ini, Jokowi menyampaikan beberapa prinsip dan mengatakan bahwa Indonesia akan menyampaikan konsep Indo Pasifik di pertemuan East Asia Summit (EAS).
"Kita juga sudah bicara dengan AS dan dari konsep yang ada, saya kira kita bisa sinergikan kerja sama atau konsep kita," ujar Retno.
Selain membahas kerja sama di tiga bidang tersebut, Jokowi juga menyampaikan harapannya agar pihak AS memberikan dukungan untuk AHA Centre, terutama terkait persoalan Rakhine State. AHA Centre adalah pusat koordinasi dan informasi penanganan bencana di kawasan ASEAN.
Baca juga: Menikmati Politik dengan Metalinguistik |
![]() |
Tonton juga 'Rusia-ASEAN Jaga Kerja Sama di Bidang Pemberantasan Terorisme':
(jor/ang)