Sedapnya Main Game, Dulu Pendapatan Ratusan Ribu Kini Miliaran Rupiah

Sedapnya Main Game, Dulu Pendapatan Ratusan Ribu Kini Miliaran Rupiah

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Minggu, 25 Nov 2018 16:34 WIB
Foto: Istimewa (RRQ)
Jakarta - Saat ini, banyak yang berlomba-lomba mendirikan club Esport dalam berbagai divisi game. Perputaran uang sektor industri yang tergolong baru di Indonesia ini menjadi magnet utama.

Bagaimana tidak, dalam sekali menang lomba, sebuah tim bisa mengantongi US$ 32.000 US$. Bila dikalikan dengan kurs saat ini yang berada di kisaran Rp 14.600/US$, maka sebuah club Esport bisa mengantongi Rp 467 juta.

Sulit rasanya membayangkan angka tersebut dengan situasi 5 tahun lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu kan kalau ada kejuaraan gitu hadaihnya hanya Rp 500.000, dapat mouse kemudian ada VGA kemdian dia pulang. Tapi kemarin kita di Surabaya, juara satu kan. Itu dapat US$ 32.000," kata Andrian.


Jangankan uang ratusan juta rupiah, Adrian mengisahkan dirinya pernah hanya mendapat seperangkat perlengkapan elektronik kala menang lomba. Bukan pekerjaan yang bisa dibanggakan bila dibandingkan dengan profesi umum lainnya kala itu.

"Event-nya ada, tapi ya sudah hadiahnya seadanya. Setelah itu bubar nggak ada kelanjutannya. Karena untuk ngisi acara saja," ujar dia.

Namun, semangatnya tak luntur. Belum mendapat apresiasi di tanah air, Adrian dan teman-temannya kala itu tetap nekat membentuk club Esport untuk berburu pertandingan di luar negeri.

"Akhirnya kita bikin kan, pada saat bikin RRQ ini kita lima tahun lalu (tahun 2013)," ungkap dia.

Keputusannya kala itu bisa dikatakan tepat. Pemain video game makin banyak di Indonesia seiring menjamurnya warung-warung internet di tanah air yang khusus melayani permainan video game online.


Peluang tersebut dijawab dengan kelahiran Indonesia EsportEsports Premier League (IESPL) pada 10 Agustus 2018 silam. Kelahiran IESPL menandai mulai diakuinya pemain video game atau yang lebih dikenal dengan atlet Esport profesional di tanah air.

RRQ yang saat ini telah berusia 5 tahun tersebut, kata Adrian, mulai ikut berbenah diri. Dari yang semula semangat pendirian club hanya sekadar hobi, kini telah bertransformasi layaknya sebuah club sepak bola yang dikelola secara profesional.

"Dulu kita masih bilang ini adalah hobi, sekarang jadi bisnis dan profesional," kata dia.


Saking profesionalnya, RRQ kini bisa menggaji para atlet bahkan bisa mempekerjakan karyawan untuk beberapa posisi seperti tim marketing hingga content manager untuk mengelola sosial media sebagai wadah promosi club Esport ini.

"(Digaji) UMR Jakarta. Dikasih rumah, kemudian kalau menang, dikasih bonus. Kemudian benar-benar wah lah," ujar dia. (dna/dna)

Hide Ads