Jokowi bercerita sepuluh hari yang lalu saya hadir di konferensi tahunan APEC di Port Moresby, Papua Nugini. Dia menyaksikan pimpinan dua ekonomi terbesar dunia nomor satu dan dua (AS dan China) bersitegang dan sulit dipersatukan.
"Kami menyaksikan bahwa pimpinan dua ekonomi terbesar dunia nomor satu dan dua bersitegang dan saya lihat sendiri sulit dipersatukan. Dari pagi sampai siang, kemudian ramai masuk lagi sampai setengah 3, ada blok di sini ada blok di sini. Di sini bisik-bisik, di sini bisik-bisik. Indonesia di mana? Indonesia di sini, diam," tutur Jokowi di acara penutupan Rapimnas Kadin, di Hotel Alila, Solo, Jawa Tengah, Rabu (28/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayang, fakta yang terjadi justru berbeda. Jokowi mengatakan upaya menjembatani AS dan China tak berhasil.
"Tapi faktanya sampai jam 12, makan, sampai setengah 3 memang apa yang kita upayakan untuk mendinginkan dan menjembatani tidak berhasil. Memang sudah tajam keinginan kedua negara ini. Tidak sambung. Yang di sini datang ke saya, Presiden Jokowi terima kasih sudah menjembatani, tapi maaf kami tetap pada pendirian kami ini. Yang ini juga sama terima kasih, tapi juga ya itulah yang kita hadapi sekarang ini," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Alhasil, mengacu pada situasi tersebut, Jokowi yakin perang dagang AS dan China akan berlanjut.
"Artinya apa? Kondisi ekonomi dunia saat ini masih berpotensi dan masih sangat berpotensi untuk dilanda ketidakpastian. APEC kemarin menunjukkan bahwa perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok masih akan terus berlanjut. Nanti ketemu lagi di G20. Feeling saya mengatakan ya tetap akan ramai," kata Jokowi. (jor/hns)