Rendahnya inflasi juga sering kali dikaitkan dengan daya beli masyarakat Indonesia. Di mana, inflasi rendah bukan karena pemerintah berhasil menjaga harga pangan, melainkan masyarakat tidak punya daya beli yang tinggi.
Berikut fakta-faktanya yang dirangkum detikFinance, Selasa (4/12/2018).
Inflasi Tahunan Masih di Bawah Target
Foto: Ari Saputra
|
"Saya mulai indikator pertama yaitu inflasi. Perkembangan harga berbagai komoditas di November secara umum ada kenaikan, di 82 kota terpilih kota inflasi, November 2018 terjadi inflasi 0,27%," kata Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (3/12/2018).
Besaran inflasi tersebut juga masih terkendali karena di bawah target.
"Dengan melihat ini, angka inflasi November masih terkendali karena masih di bawah sasaran," tambah Suhariyanto.
70 Provinsi Alami Inflasi
Foto: Ari Saputra
|
"Inflasi tertinggi di Merauke 2,05%. Kalau kita lihat ke dalam penyebab utama karena kenaikan harga produk hortikultura, sayuran, kenaikan harga udang. Inflasi rendah di Balikpapan 0,01%," kata Suhariyanto.
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Medan -0,64% karena turunnya harga cabai rawit.
"Deflasi tertinggi di Medan karena turunnya harga cabai rawit, deflasinya -0,64%. Deflasi tertinggi di Pematangsiantar dan Pangkalpinang dengan 0,01%," tutur Suhariyanto.
Foto: Grandyos Zafna
|
Selain itu, kelompok pengeluaran kesehatan juga menyumbang inflasi dengan andil 0,01% dengan besaran 0,36% dan sektor perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar memberikan andil 0,06% dengan besaran inflasi 0,25%.
"Yang besar adalah kelompok pengeluaran transportasi 0,10%," kata Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (3/12/2018).
Sektor transportasi memberikan andil inflasi terbesar karena naiknya tarif angkutan udara. Selain itu, adanya kenaikan harga BBM non subsidi.
Respons Sri Mulyani soal Inflasi November 2018
Foto: Eduardo Simorangkir
|
"Saya rasa kalau inflasi masih dalam range APBN, kita anggap itu baik. Apalagi ini masih di bawah 3,5%," ujarnya di hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Senin (3/12/2018).
Menurut Sri Mulyani, masih terkendalinya inflasi hingga saat ini menunjukkan ekonomi RI memiliki daya tahan yang kuat. Apalagi belakangan ini terjadi fluktuasi nilai tukar hingga gejolak harga minyak
"Artinya, Indonesia dari sisi track record terhadap stabilitas harga-harga ini sekarang sudah semakin solid. Karana ini selama empat tahun berturut-turut kita memiliki inflasi yang di sekitar 3% di tengah gejolak harga minyak dan kurs yang naik turun," ujarnya.
Menurut Sri Mulyani rendahnya inflasi juga menjadi modal bagi pemerintah untuk mengembalikan kepercayaan investor asing terhadap Indonesia. Inflasi yang rendah juga menunjukan keberhasikan dari kebijakan fiskal dan moneter dalam menjaga sektor riil.